Cuaca Dingin dan Lembap di Jabodetabek Diprediksi Berlanjut, Ini Kata BMKG

Lifestyle

Senin, 30 Juni 2025 | 20:40 WIB
Cuaca Dingin dan Lembap di Jabodetabek Diprediksi Berlanjut, Ini Kata BMKG
Cuaca dingin dan lembap di Jabodetabek diprediksi berlanjut. [X]

Warga Jabodetabek sebaiknya bersiap-siap dengan hawa sejuk yang masih akan terus terasa, terutama saat malam hingga pagi hari.

rb-1

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kondisi cuaca dingin dan lembap masih akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang.

Menurut Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, penurunan suhu udara yang terasa akhir-akhir ini bukanlah kebetulan.

rb-3

Data pengamatan menunjukkan bahwa suhu udara di beberapa titik di Jabodetabek mencatat angka yang lebih rendah dari biasanya.

“Suhu di Kota Baru Cikampek tercatat mencapai 23,1°C, Jakarta Utara juga 23,1°C, Jakarta Timur 23,3°C, dan Depok bahkan menyentuh 22,1°C,” ujar Andri kepada wartawan, Senin (30/6/2025).

Fenomena ini lebih terasa saat malam menjelang dini hari, seiring rendahnya intensitas sinar matahari dan peningkatan kelembapan udara.

BMKG menjelaskan bahwa cuaca yang dingin ini tidak terlepas dari rangkaian kondisi atmosfer sejak akhir pekan lalu.

Wilayah Jabodetabek diguyur hujan merata sejak siang hingga malam pada 28 Juni, dan dilanjutkan hujan ringan serta langit mendung sepanjang 29 Juni 2025.

“Kondisi ini menyebabkan proses pemanasan oleh sinar matahari terhambat. Tutupan awan tebal sepanjang hari membuat tanah dan udara tidak menerima cukup energi panas,” jelas Andri.

Selain itu, proses hujan yang disertai downdraft atau aliran udara turun dari lapisan atas atmosfer juga berkontribusi membawa udara dingin ke permukaan bumi.

Hal ini mempercepat penurunan suhu udara di sekitar wilayah perkotaan Jabodetabek.

Kabut Tipis dan Kelembapan Udara di Atas 90 Persen

Cuaca dingin dan lembap di Jabodetabek diprediksi berlanjut. [X]Cuaca dingin dan lembap di Jabodetabek diprediksi berlanjut. [X]Fenomena kabut tipis pada malam hari juga menjadi indikator penting dari kestabilan udara dingin dan lembap di permukaan.

BMKG mencatat bahwa kelembapan udara di beberapa wilayah Jabodetabek sudah menyentuh angka lebih dari 90 persen, terutama di daerah yang minim aktivitas pemanasan matahari.

“Udara yang lembap dan tidak bergerak cepat karena angin yang pelan membuat suhu dingin bertahan lebih lama. Kabut menjadi tanda bahwa udara dingin tetap terperangkap di permukaan,” tandas Andri.

Aktivitas Atmosfer Mendukung Pembentukan Cuaca Dingin

Secara dinamika atmosfer, BMKG mengidentifikasi beberapa indikator penting seperti Outgoing Longwave Radiation (OLR), fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO), serta gelombang Rossby yang saat ini sedang aktif dan mendorong peningkatan pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Jawa bagian barat hingga tengah.

Lebih lanjut, intrusi udara kering dari arah selatan yang melintasi Samudra Hindia menuju perairan Nusa Tenggara juga memperkuat proses pembentukan awan dan memperlambat pemanasan tanah.

“Dengan faktor-faktor atmosferik tersebut, bukan hal aneh jika kondisi cuaca sejuk, lembap, dan berawan berulang dalam beberapa hari ke depan di wilayah Jabodetabek,” ujar Andri.

Warga Diimbau Siaga dan Menjaga Kesehatan

Cuaca dingin dan lembap di Jabodetabek diprediksi berlanjut. [X]Cuaca dingin dan lembap di Jabodetabek diprediksi berlanjut. [X]Menghadapi potensi cuaca dingin Jabodetabek yang masih bisa berlangsung, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan menjaga daya tahan tubuh.

Suhu yang rendah pada malam hari bisa memicu penyakit pernapasan ringan hingga berat, terutama pada anak-anak dan lansia.

Pihak BMKG juga menyarankan masyarakat memantau prakiraan cuaca harian BMKG melalui kanal resmi seperti aplikasi dan media sosial BMKG untuk mendapatkan informasi yang akurat dan terkini.

Tag cuaca dingin Jabodetabek BMKG prakiraan cuaca suhu malam hari cuaca lembap

Terkini