"Deepfake", Program AI yang Sangat Meresahkan Manusia
Teknologi

FTNews - Baru-baru ini, seseorang di situs X (sebelumnya twitter) menyebarkan foto buatan artificial intelligence (AI) tidak senonoh Taylor Swift pada hari Sabtu (27/1). Konten porno palsu ini tentu mencoreng nama Taylor Swift sendiri.
Saking viralnya, X harus memblokir pencarian kata “Taylor Swift†dalam beberapa waktu. Mereka melakukan ini untuk mencegah terjadinya penyebaran foto tersebut lebih lanjut.
Sebelum X dapat menurunkan konten ini mengukuhkan akunnya, sudah sebanyak 27 juta penonton mampir untuk melihat foto ini. Ini bukan pertama kalinya kasus seperti ini terjadi.
Baca Juga: Hati-hati! Virus Brokewell Bisa Kuras Rekening
Apa itu Deepfake?
Program deepfake adalah sebuah program yang dapat memanipulasi kemiripan seseorang secara digital. Sebenarnya, program ini sudah ada sejak lama. Namun, karena adanya bantuan dari AI, kemampuannya untuk memanipulasi atau membuat konten visual dan audio menjadi lebih mudah dan cepat.
Deepfake sendiri sudah menjadi sorotan banyak orang karena potensi-potensinya yang sangat berbahaya jika orang yang tidak bertanggung jawab menggunakannya. Contohnya seperti berita palsu, revenge porn, kejahatan seksual, penipuan finansial, dan masih banyak lainnya.
Baca Juga: Bocah Temukan Bebek Karet di Pantai, Bukti Kejahatan Lingkungan
Hasilnya yang sangat bagus dan rapi dapat menimbulkan kesalahpahaman di mata masyarakat. Bahkan para pekerja di bidang perfilman berpotensi kehilangan pekerjaan mereka akibat mudahnya mengganti peran figuran dengan deepfake.
Persatuan Serikat Aktor (SAG-AFTRA) di Amerika Serikat pernah mengangkat isu ini di mana ketakutan para aktor kehilangan pekerjaannya akibat deepfake.
“Teknologi-teknologi baru ini menawarkan peluang-peluang menarik namun juga berpotensi menimbulkan ancaman terhadap penghidupan para pelakunya,†ungkap Direktur SAG-AFTRA melansir dari Hollywoodreporter.com.Â
“Sangat penting bagi para pelaku untuk mengontrol eksploitasi terhadap diri digital mereka, bahwa setiap penggunaan hanya dilakukan dengan persetujuan penuh, dan bahwa para pelaku diberi kompensasi yang adil atas penggunaan tersebut,†lanjutnya.
Selain itu, penggunaan deepfake dapat berpotensi untuk menyebarkan disinformasi dan ujaran kebencian yang dapat mengganggu fungsi demokrasi sebuah negara. Seperti saat pemilihan umum, informasi-informasi yang liar seperti ini dapat mempengaruhi suara dari salah satu pasangan calon dan merugikan elektabilitas mereka.
Seperti contoh video di atas, BuzzFeed bekerjasama dengan aktor Jordan Peele untuk meningkatkan kewaspadaan kita terhadap bahayanya program deepfake. Di dalam video ini, sosok Mantan Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama, hanyalah sebuah rekayasa dari deepfake. Jordan Peele hanya perlu mengisi suara Obama di video tersebut.
Jordan Peele mengatakan sesuatu yang mungkin Barrack Obama tidak akan katakan di depan publik dengan menggunakan video Barrack Obama hasil rekayasa tersebut. Semudah itu orang-orang menggunakan program ini untuk menyebarkan disinformasi.
Sebelumnya, World Economic Forum (WEF) telah mengatakan bahwa misinformasi dan ujaran kebencian menggunakan AI akan menjadi permasalahan dalam 10 tahun ke depan. Tidak lama dari pemberitaan tersebut, kita dapat melihat bukti langsung bahwa AI adalah salah satu program yang berbahaya bagi manusia.