Demo Tolak Tambang, Seorang Warga Tewas Ditembak Polisi

Forumterkininews.id, Jakarta - Unjuk rasa penolakan tambang dilakukan masyarakat mengatasnamakan Aliansi Rakyat Tani (Arti) menelan korban jiwa. Erfaldi alias Aldi (21) warga Desa Tanda, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), tewas tertembak saat polisi membubarkan aksi demo, Sabtu Malam (12/2) lalu.

Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Rudy Sufahriadi meminta maaf kepada keluarga korban dan menyatakan akan menyelidiki kasus tersebut.

“Sangat disayangkan insiden ini. Namun kami bekerja profesional, siapa pun bersalah akan kami hukum sesuai aturan dan perundang-undangan berlaku,” kata Manta Kapolda Jawa Barat ini, Minggu (13/2).

Pada Sabtu (12/2), menurut polisi, massa berunjuk rasa sejak pagi hingga malam hari. Massa menuntut Pemerintah Sulteng menutup tambang emas milik PT Trio Kencana yang memiliki lahan konsesi di Kecamatan Kasimbar, Toribulu, dan Tinombo Selatan.

Menurut polisi, aksi itu dianggap mengganggu ketertiban lalu lintas, maka kepolisian setempat membubarkan paksa demonstran hingga pukul 24.00 WITA. Massa juga disebut memblokade jalan saat aksi unjuk rasa.

“Kapolres empat kali mengimbau demonstran. Penutupan jalan dilakukan massa aksi sejak pukul 12.00-24.00 WITA yang berujung pada penindakan,” kata Rudy.

Siapapun yang Bersalah akan Ditindak

Rudy berjanji akan menuntaskan persoalan yang menimbulkan gejolak di tengah masyarakat ini. Termasuk warga yang meninggal dunia karena tertembak dalam demonstrasi tersebut dan terhadap siapa yang membawa masyarakat menutup jalan.

“Siapa pun yang bersalah akan diambil tindakan hukum, kalau anggota yang bersalah melakukan tindakan pengamanan unjuk rasa itu, kita ambil tindakan sesuai yang ada di Polri,” katanya.

Sementara itu, polisi menyatakan sebanyak 59 pengunjuk rasa diamankan dari lokasi demo usai kericuhan Sabtu (12/2) malam.

BACA JUGA:   Hutama Karya Targetkan Lima Ruas Tol Trans Sumatera Selesai Tahun Ini

“Saat ini puluhan demonstran masih diproses di Polres Parigi Moutong,” kata Kepala Bagian Operasi Polres Parigi Moutong AKP Junus Achpah.

Kata Junus, 59 pengunjuk rasa diamankan polisi beserta barang bukti, di antaranya serpihan batu, peluncur, bom molotov.

Aksi unjuk rasa dilakukan masyarakat di Desa Katulistiwa, Kecamatan Tinombo Selatan meminta pemerintah daerah mencabut izin PT Trio Kencana itu berlangsung sejak Kamis (10/2). Dalam proses pengamanan, polisi mengerahkan 300 personel gabungan dari Polres Parigi Moutong dan Satuan Brimob Polda Sulteng.

Junus menambahkan, analisis sementara kepolisian bahwa aksi ini terkesan ditunggangi pihak lain. “Pada pengamanan aksi unjuk rasa ini personel kami juga mengalami luka-luka,” kata Junus.

Artikel Terkait