Di Balik Isu Perselingkuhan, Ini Perjalanan Julia Prastini Jadi Mualaf

Selebgram Julia Prastini atau yang akrab disapa Jule kini tengah ramai diperbincangkan publik.

Setelah kabar dugaan perselingkuhannya mencuat di media sosial, berbagai sisi kehidupan Jule ikut disorot, termasuk perjalanan spiritualnya sebagai seorang mualaf.

Sebelum dikenal sebagai selebgram, Jule ternyata memiliki kisah religius yang cukup mengharukan.

Baca Juga: Detik-detik Ruben Onsu Temui Tante Susi yang Berdarah Arab: Air Mata Tak Henti Mengalir...

Dalam wawancaranya di kanal YouTube Cam On Entertainment pada 2023 lalu, Jule mengaku memeluk Islam sejak usia 9 tahun, mengikuti jejak sang ibu yang lebih dulu menjadi mualaf.

"Aku dulunya (agama) Kristen Protestan. Aku mualafnya itu umur 9 atau 10 tahun. Mami aku kan single parent. Terus dia masuk Islam dan akhirnya ngajak aku," ujarnya.

Baca Juga: Bawa Bobon Santoso Mualaf, Ustaz Derry Sulaiman: Orang Kalau Ketemu Aku Jadi Kepingin

7 Tahun Menimba Ilmu di Pesantren

Julia Prastini dan Na Daehoon (instagram)

Meski masih kecil, Jule memutuskan untuk mantap belajar agama Islam. Tak lama setelah memeluk Islam, ia memilih untuk masuk pesantren demi memperdalam ilmu agama.

"Aku tiga bulan masuk Islam, aku tuh langsung masuk pesantren," ungkap Jule.

Julia bercerita bahwa masa kecil hingga remajanya banyak dihabiskan di lingkungan pesantren. Ia menempuh pendidikan formal sekaligus belajar agama selama tujuh tahun—mulai SD hingga SMP.

Namun, perjalanan itu tak selalu mudah. Ia mengaku sempat merasa stres karena harus menghafal Al-Qur’an dan belajar berbagai pelajaran agama sekaligus.

"Aku pesantren 7 tahun akhirnya. SD, SMP aku ambil yang ada sekolahnya. Karena SMA aku udah stres banget disuruh hafal Qur'an, disuruh belajar bahasa. Jadi otaknya terlalu full,” cerita Jule.

Fokus Menghafal Al-Qur’an Walau Tidak Selesai

Julia Prastini (Instagram)

Meski sempat fokus menghafal Al-Qur’an selama dua tahun di bangku SMA, Jule mengaku tidak berhasil menyelesaikannya hingga 30 juz.

Namun, baginya, makna hafalan bukan sekadar jumlah ayat yang diingat, melainkan bagaimana mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

"SMA, dua tahun aku mau fokus hafal Al-Qur’an. Cuma sebenarnya nggak selesai. Jadi yang bilang gue hafizah itu nggak, Ya Allah," katanya.

"Yang penting menurut aku bukan banyak-banyakan hafalan tapi gimana cara kita praktikkan itu di kehidupan nyata," ucapnya bijak.