Donald Trump Boikot G20 Afrika Selatan, Tuduh Ada Genosida Afrikaner
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memicu kontroversi baru setelah menyatakan bahwa tidak ada pejabat pemerintah AS yang akan menghadiri KTT G20 di Afrika Selatan. Pernyataan itu ia sampaikan melalui platform media sosial miliknya, Truth Social, pada Jumat (7/11/2025).
Trump menyebut keputusan itu sebagai bentuk protes terhadap apa yang ia klaim sebagai pelanggaran hak asasi manusia di Afrika Selatan. “Sungguh memalukan bahwa G20 diadakan di Afrika Selatan. Tidak ada pejabat pemerintah AS yang akan hadir selama pelanggaran ini terus berlanjut,” tulisnya.
Baca Juga: Pejabat Teras Zionis di AS, Donald Trump Sebut Israel Setuju Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza
Trump menuduh warga Afrikaner, keturunan pemukim kulit putih Eropa di Afrika Selatan, telah “dibunuh, dibantai, dan dirampas tanah serta pertaniannya secara ilegal.”
Ia menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan berpartisipasi dalam forum internasional tersebut selama dugaan pelanggaran itu tidak ditangani.
Klaim Lama yang Sudah Dibantah
Baca Juga: Pakistan Dukung Donald Trump Raih Nobel Perdamaian
Donald Trump menolak hadir di acara G-20 yang akan digelar di Afrika Selatan. [Instagram]
Pernyataan Trump menuai kritik karena kembali menghidupkan isu lama yang telah dibantah banyak pihak. Pemerintah Afrika Selatan berulang kali menegaskan bahwa tidak ada kebijakan sistematis terhadap warga kulit putih atau petani Afrikaner di negara itu.
Trump sendiri telah beberapa kali menyoroti isu tersebut sejak kembali menjabat sebagai presiden pada Januari 2025.
Dalam sebuah pertemuan dengan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa di Gedung Putih, Trump bahkan memutar video yang menuduh adanya kampanye kekerasan terhadap petani kulit putih — tuduhan yang dianggap tidak berdasar oleh banyak lembaga internasional.
Hubungan Diplomatik Kian Memanas
Donald Trump tak akan menghadiri acara G-20 di Afrika Selatan. [Instagram]
Keputusan Trump ini menambah ketegangan hubungan antara Amerika Serikat dan Afrika Selatan. Selain isu genosida Afrikaner, kedua negara juga berselisih dalam sejumlah hal, termasuk tuduhan Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait genosida di Gaza.
Pemerintahan Trump juga baru-baru ini mengumumkan kebijakan baru untuk memangkas kuota penerimaan pengungsi tahunan AS menjadi hanya 7.500 orang, dengan prioritas bagi warga kulit putih Afrika Selatan.
Langkah ini memicu kritik internasional karena dianggap rasis dan diskriminatif.
Selain itu, Trump mengenakan tarif impor sebesar 30 persen terhadap Afrika Selatan, angka tertinggi di kawasan sub-Sahara.
Kebijakan ekonomi tersebut semakin memperburuk hubungan kedua negara menjelang pelaksanaan KTT G20 yang kini resmi akan berlangsung tanpa kehadiran delegasi resmi Amerika Serikat.
Trump Siap Gelar G20 2026 di AS
Meski memboikot G20 2025, Trump menyatakan dirinya menantikan perhelatan KTT G20 2026 di Amerika Serikat, yang akan digelar di resor golf pribadinya di Miami, Florida.
Keputusan itu pun menimbulkan kritik karena dianggap sebagai bentuk konflik kepentingan, mengingat acara internasional besar tersebut akan digelar di properti milik pribadi sang presiden.
Dengan langkah ini, Trump kembali memperlihatkan gaya kepemimpinannya yang kontroversial, keras terhadap lawan politik internasional, namun penuh kepentingan domestik dan pribadi.
Dunia kini menunggu reaksi resmi dari pemerintah Afrika Selatan atas tuduhan dan boikot tersebut.