Dr. Ngatawi: Semangat Berhijrah Bukan dengan Merusak Tatanan Sosial

Daerah

Kamis, 20 Juli 2023 | 00:00 WIB
Dr. Ngatawi: Semangat Berhijrah Bukan dengan Merusak Tatanan Sosial

Forumterkininews.id, Jakarta - Tahun baru Hijriah yang identik dengan proses perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah menuju Madinah, merupakan pengingat bagi umat Islam agar selalu berproses meningkatkan kualitas diri.

rb-1

Hijrahnya Nabi Muhammad SAW menuju Madinah membawa perubahan positif terhadap kehidupan kaum Muhajirin sebagai pendatang dan kaum Anshar sebagai penolong mereka. Dengan berhijrah, Nabi Muhammad bisa membangun masyarakat yang beradab dan toleran, walaupun di Madinah sendiri terdapat berbagai suku, agama, dan golongan.

"Semangat berhijrah selayaknya dilakukan dengan tidak melakukan perlawanan frontal hingga merusak tatanan sosial yang ada. Segala perjuangan itu harus dilakukan dengan cara yang baik, strategis, dan melalui perhitungan-perhitungan yang matang, baik perhitungan rasional, material, maupun situasional. Jangan terus kemudian menabrak lingkungan, aturan, hukum alam, hukum sosial, atau norma yang berlaku. Hal seperti itu tidak dicontohkan oleh Nabi Muhammad," kata Kepala Makara Art Center Universitas Indonesia (MAC UI), Dr. Ngatawi Al-Zastrouw, S.Ag., M.Si, Rabu (19/7).

Dijelaskan, banyak peristiwa monumental yang terjadi pada bulan Muharram. Salah satunya adalah perjalanan hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah. Dikatakan Ngatawi, ada tiga makna dari semangat hijrah. Pertama, perjuangan itu harus dilakukan dengan menanggung risiko, baik fisik maupun non-fisik. Kedua, perjuangan itu harus melalui proses, baik proses sosial maupun kultural. Ketiga, perjuangan itu membutuhkan konsistensi dan komitmen, karena tidak ada perjuangan yang instant.

Baca Juga: Lantaran Murah, Minyak Goreng jadi Barang Langka

rb-3

Ia pun mengomentari fenomena "Hijrah Milenial" yang sempat booming beberapa tahun lalu di media sosial. Seharusnya, hijrah millenial dalam skup format atau bentuk itu sangat relevan dengan realita saat ini. Pada praktiknya, tidak semua aktualisasinya atau pengamalannya itu sesuai dengan keadaan. Sangat disayangkan jika semangat berhijrah ini hanya diartikan sempit pada lingkup ritual dan simbol keagamaan semata.

"Beberapa komunitas anak muda juga ada yang memakai tagline 'Hijrah Millenial,' seperti yang dilakukan oleh teman-teman KOMUJI (Komunitas Musisi Ngaji) misalnya. Hanan Attaki juga ketika baru-baru ini dia berkumpul dengan ulama-ulama NU, dia menyadari bahwa ajaran dan spirit agama bisa dilakukan dengan pendekatan yang lebih fungsional dan menyenangkan, tanpa mengabaikan simbolisme dan ritualisme agama," sambung Dr. Ngatawi, yang juga budayawan serta dosen Pasca Sarjana di Sekolah Tinggi Agama islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta ini.

Dr. Ngatawi menegaskan, gerakan Hijrah Millenial itu akan menjadi kontekstual dengan realitas yang ada sekarang, selama dia bisa menghayati dan memahami persoalan-persoalan khilafiyah (perbedaan tafsir) yang ada di dalam Islam. Setelah itu, bisa mendudukan persoalan secara tepat, sehingga bisa membawa manfaat yang lebih luas.

Baca Juga: PMI Kota Tangerang Luncurkan Aplikasi di Hari Ulang Tahunnya

"Harapannya, orang yang mengaku telah berhijrah bisa menampilkan sikap beragama yang lebih inklusif, toleran, moderat dan maslahah," terangnya.

Ngatawi berpesan bahwa spirit hijrah harus bisa menjebol sekat dan dinding segregasi sosial yang ada di tengah masyarakat. Dengan adanya perkembangan teknologi saat ini, khususnya media sosial, jika tidak dikendalikan justru bisa menimbulkan perpecahan dan gesekan yang berpotensi memicu konflik horizontal.

Tag Daerah Tahun Baru Islam Dr. Ngatawi Hijrah

Terkini