Era Media Sosial Berakhir, Mark Zuckerberg Sebut Meta Fokus Hiburan

Teknologi

Selasa, 13 Mei 2025 | 21:36 WIB
Era Media Sosial Berakhir, Mark Zuckerberg Sebut Meta Fokus Hiburan
Mark Zuckerberg (Instagram @zuck)

Apa sebenarnya fungsi media sosial saat ini? Dahulu, platform seperti Facebook menjadi ruang digital untuk menjalin koneksi personal—tempat berbagi kabar dengan teman, melihat unggahan pribadi, hingga mengikuti perkembangan kehidupan orang terdekat.

rb-1

Namun kini, wajah media sosial telah bergeser jauh. Yang tampil di layar kita lebih sering berupa video selebritas, komentar politik, potongan budaya pop, konten viral berbasis AI, dan berbagai konten massal lain yang ditujukan untuk jangkauan luas, bukan interaksi antar teman.

Mark Zuckerberg (Instagram @zuck)

Perubahan arah ini secara tidak langsung diakui oleh Mark Zuckerberg dalam kesaksiannya di sidang gugatan antimonopoli Komisi Perdagangan Federal (FTC) terhadap Meta, induk perusahaan Facebook.

Baca Juga: Asal-usul Video Ampun Pakde yang Viral di Media Sosial

rb-3

Dalam kesaksian selama lebih dari 10 jam, Zuckerberg mengakui bahwa Facebook dan Instagram kini lebih fokus pada hiburan global dan konsumsi informasi ketimbang koneksi antar individu.

Data internal Meta bahkan menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan pengguna untuk melihat unggahan teman mengalami penurunan—dari 22% menjadi 17% di Facebook, dan dari 11% menjadi 7% di Instagram dalam dua tahun terakhir.

FTC menuding Meta melakukan praktik monopoli dalam industri "layanan jejaring sosial pribadi", dengan cara mengakuisisi pesaing seperti Instagram pada 2012 dan WhatsApp pada 2014.

Baca Juga: Polisi Imbau Warga Tidak Membuat Konten di Lokasi Gempa Cianjur

Namun, definisi industri ini sendiri masih diperdebatkan. Gugatan serupa bahkan sempat dibatalkan pada 2021 karena definisinya dianggap terlalu luas. Meta menolak tudingan tersebut dan berargumen bahwa industri media sosial kini telah berubah drastis, menjadi ranah konsumsi digital lintas platform yang tidak dimonopoli oleh satu pihak.

Mark Zuckerberg (Instagram @zuck)

Dalam sidang, Meta menunjukkan bahwa mereka bersaing langsung dengan TikTok, YouTube, hingga iMessage dari Apple—meski ketiganya tidak diakui sebagai kompetitor oleh FTC.

Meta juga memperlihatkan kemiripan antaraplikasi, seperti fitur video pendek dan pesan pribadi, sebagai bukti bahwa ekosistem digital kini homogen. Ironisnya, keseragaman ini justru membuat media sosial terlihat membosankan dan kehilangan ciri khas sosialnya.

Kasus ini sebenarnya sudah bergulir sejak masa pemerintahan Donald Trump dan menuntut evaluasi ulang terhadap akuisisi besar Meta di masa lalu.

Namun analis teknologi seperti Benedict Evans menilai bahwa tudingan FTC terasa dipaksakan. Ia menyindir, “Kalau TikTok tak dianggap pesaing Facebook, apakah itu berarti Facebook boleh membelinya?” Padahal, dalam hukum antimonopoli, harus ada bukti kerugian nyata bagi konsumen—yang sulit dibuktikan karena semua layanan Meta bisa diakses gratis.

FTC berargumen bahwa akuisisi Instagram dan WhatsApp oleh Meta menghambat inovasi dan mengurangi pilihan pengguna. Namun, banyak pihak mempertanyakan dugaan tersebut, karena kedua platform justru berkembang pesat pascaakuisisi.

WhatsApp, misalnya, tumbuh dari 500 juta menjadi lebih dari dua miliar pengguna sejak dibeli Meta. Zuckerberg bahkan menyebut bahwa para pendiri WhatsApp awalnya tidak tertarik mengembangkan platform besar seperti sekarang.

Dalam momen mengejutkan di sidang, FTC mengungkap memo Zuckerberg tahun 2018 yang menyarankan agar Instagram dipisahkan sebagai entitas mandiri karena dianggap bisa “menggerus dominasi Facebook.”

Ia menyebut bahwa entitas independen sering kali lebih sukses dibanding anak perusahaan dalam konglomerat besar.

Kini, media sosial berada dalam fase transisi besar. TikTok menghadapi ancaman larangan di AS, AI generatif mulai mengubah cara konten dibuat, dan kabarnya OpenAI tengah mengembangkan platform jejaring sosial sendiri.

Di tengah dinamika ini, gugatan FTC terhadap Meta justru terkesan membahas masa lalu, saat tantangan baru di depan mata jauh lebih kompleks.

Sementara itu, Uni Eropa baru saja menjatuhkan denda kepada Apple dan Meta atas praktik antipersaingan, meski jumlahnya relatif kecil. Jika FTC menang, regulator AS harus memilih: membubarkan Meta atau menawarkan solusi kompromi.

Semua ini terjadi di tengah spekulasi politik menjelang pemilu, dan kedekatan Zuckerberg dengan Gedung Putih.

Bukan tak mungkin, hasil akhirnya akan lebih dipengaruhi oleh strategi politik ketimbang prinsip hukum murni.

Sumber: Techcrunch

Tag Mark Zuckerberg Meta Media Sosial

Terkini