Fakta Euthanasia Legal di Belanda, Jumlahnya Selalu Naik

FTNews - Belum lama ini dikabarkan seorang wanita Belanda berusia 34 tahun menginginkan euthanasia atau suntik mati di hari ulang tahunnya.

Wanita itu bernama Jolanda Fun ingin mengakhiri hidupnya, lantaran mengalami depresi sejak usia tujuh tahun dan selalu gagal menjalani terapi. Faktor lain yang menjadi pendorong Jolanda adalah depresi, autisme, dan sulit menerima ilmu pengetahuan.

"Kehidupanku gelap, kelebihan stimulasi, kekacauan di kepalaku, kesepian. Kebanyakan waktu saya hanya merasa sangat buruk, sedih, down, muram. Orang tidak melihatnya, karena itulah topeng yang saya pakai dan itulah yang Anda pelajari dalam hidup," ujar Jolanda dikutip The Sun.

Baca Juga: BPOM: 23 Obat Sirop Pasien Gagal Ginjal Aman, Ini Daftarnya

Keinginan Jolanda tidak lepas dari fakta bahwa Belanda adalah satu dari tiga negara eropa yang melegalkan euthanasia. Meski demikian, ada syarat ketat untuk menjalani tindakan ini.

Pertama, pasien bersedia melakukan tindakan secara sukarela tanpa paksaan. Lalu, penyakit yang dialami pasien telah membawa penderitaan tidak tertahankan. Terakhir, tidak ada harapan kesembuhan pada pasien.

Tiap tahun permintaan suntik mati selalu naik. Pada 2022, ada 8.720 orang di Belanda mengakhiri hidup melalui euthanasia, dikutip Daily Mail.

Baca Juga: Ahli Uji Coba Transplantasi Jantung dan Ginjal Babi ke Tubuh Manusia

Jumlahnya meningkat pada 2023 menjadi 9.068 kasus. Dari jumlah ini, sebanyak 138 orang menjalani Euthanasia setelah mengidap masalah kesehatan mental parah. Sebagai besar kasus terjadi manula berusia 60 tahun ke atas dengan kondisi medis yang tidak bisa disembuhkan.

Berbeda dengan syarat permintaan euthanasia secara umum. Bagi seseorang yang ingin mengakhiri hidupnya dengan alasan kesehatan mental harus memenuhi enam syarat.

Pertama pasien mengetahui tindakan ini, telah berkeinginan sejak lama untuk suntik mati. Lalu, keputusan yang dibuat berdasarkan keinginan sendiri.

Keempat, mereka sudah diberitahu soal pengobatan alternatif, tidak ada solusi untuk kesembuhannya, dan kelayakan pasien harus dikonfirmasi dokter independen.