FIFA Kenalkan Kartu VAR, Timnas Indonesia U-17 Siap Coba

Badan sepak bola dunia (FIFA) kembali berinovasi menjelang penyelenggaraan Piala Dunia 2026. Setelah sistem Video Assistant Referee (VAR) sukses menjadi bagian penting dalam beberapa turnamen terakhir, kini FIFA memperkenalkan Kartu VAR atau disebut juga Video Support Card (VSC).
Inovasi ini pertama kali diuji dalam Piala Dunia U-20 2025 di Chile, dan menjadi bahan pembicaraan hangat di kalangan pecinta sepak bola dunia.
Apa Itu Kartu VAR? Mirip “Challenge” di Bulu Tangkis dan Tenis
Baca Juga: Kemenangan Timnas Indonesia Dirampok, PSSI-nya Bahrain Ketakutan Sendiri
Kartu VAR. [Instagram]Konsep Kartu VAR sebenarnya tak jauh berbeda dengan sistem challenge di olahraga seperti bulu tangkis dan tenis.
Dalam skema baru ini, setiap tim mendapat dua kartu khusus yakni berwarna ungu dan biru yang hanya boleh digunakan oleh pelatih kepala atau staf senior yang ditunjuk.
Melalui kartu ini, pelatih bisa menantang keputusan wasit bila merasa ada keputusan penting yang keliru, misalnya penalti, kartu merah, atau gol yang dianulir. Namun, tantangan ini tak bisa sembarangan dilakukan.
Baca Juga: Gibran Puji Film Jumbo dan Timnas Indonesia U-17, Sebut Kekuatan Baru Generasi Muda
Cara Menggunakan Kartu VAR di Pertandingan
VAR. [Instagram]Untuk mengajukan challenge, pelatih harus memberi isyarat dengan memutar jarinya di udara, lalu menyerahkan kartu kepada ofisial keempat di tepi lapangan.
Jika tantangan tersebut terbukti benar—artinya keputusan wasit dibatalkan atau diubah—maka kartu challenge tersebut tidak akan hangus. Sebaliknya, bila keputusan tetap sama, maka jatah challenge akan berkurang satu.
Menariknya, pemain di lapangan juga bisa meminta pelatih mengajukan challenge, tapi permintaan itu harus disampaikan langsung setelah insiden terjadi, agar tidak menimbulkan keterlambatan atau taktik pengulur waktu.
Uji Coba Perdana di Piala Dunia U-20 2025
Sistem baru ini sudah diuji dalam laga semifinal Piala Dunia U-20 2025 antara Maroko vs Prancis, Kamis (16/10/2025). Pada laga tersebut, pelatih Maroko, Mohamed Ouahbi, menggunakan kartu ungu setelah klaim penalti timnya tidak digubris wasit.
Setelah peninjauan ulang melalui monitor di tepi lapangan, wasit tetap mempertahankan keputusannya. Meski begitu, Maroko akhirnya berhasil lolos ke final lewat drama adu penalti, dan sistem baru ini langsung menarik perhatian dunia.
Setiap inovasi baru tentu membawa dua sisi mata uang. Sebagian pengamat menilai Kartu VAR dapat meningkatkan rasa keadilan di lapangan karena pelatih bisa berpartisipasi aktif dalam memastikan keputusan penting berjalan objektif.
Namun, tak sedikit juga yang mengkritik sistem ini karena dianggap bisa menghambat tempo pertandingan.
Durasi peninjauan ulang yang terlalu lama berpotensi membuat laga kehilangan ritme, bahkan dimanfaatkan tim tertentu untuk mengganggu momentum lawan.
Timnas Indonesia U-17 Siap Menjajal Kartu VAR
Pemain Timnas Indonesia U-17. [Istimewa]FIFA memastikan bahwa sistem Video Support Card ini juga akan diuji dalam ajang Piala Dunia U-17 Putra dan Putri 2025.
Artinya, Timnas Indonesia U-17 berpeluang besar untuk ikut merasakan langsung bagaimana mekanisme baru ini berjalan di lapangan.
Selain itu, sejumlah negara anggota FIFA juga dijadwalkan ikut dalam uji coba lanjutan pada akhir 2025 atau awal 2026, sebelum sistem ini resmi diterapkan di Piala Dunia 2026.
Menariknya, FIFA merancang sistem Kartu VAR agar bisa digunakan pada kompetisi dengan fasilitas terbatas.
Berbeda dengan VAR konvensional yang membutuhkan banyak kamera dan perangkat canggih, sistem VSC ini cukup dijalankan dengan maksimal empat kamera saja.
Dengan begitu, FIFA berharap sistem ini dapat meratakan penggunaan teknologi ke seluruh dunia, termasuk di negara berkembang yang belum memiliki infrastruktur siaran sekompleks liga-liga top Eropa.