Geser Tokyo, Jakarta Kini sebagai Kota Terpadat di Dunia dalam Laporan PBB
Dunia semakin bergerak menuju pola hidup urban dengan proporsi penduduk kota yang kini mencapai 45 persen dari total populasi global 8,2 miliar jiwa. Temuan ini dipaparkan dalam World Urbanization Prospects 2025: Summary of Results yang dirilis oleh UN DESA (Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB).
Laporan PBB tersebut menegaskan bahwa urbanisasi terus tumbuh pesat sejak 1950, ketika hanya 20 persen dari 2,5 miliar penduduk dunia tinggal di wilayah perkotaan. Pada 2050, dua pertiga pertumbuhan populasi global diproyeksikan terjadi di kota-kota.
Jakarta Kota Terpadat Dunia
Baca Juga: Kapolri Ungkap 29 Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta Masih Dirawat, 2 di ICU
Jakarta. [jakarga.go.id]Jakarta kini tercatat sebagai kota terpadat di dunia dengan hampir 42 juta penduduk. Peringkat berikutnya ditempati Dhaka (Bangladesh) dengan hampir 40 juta penduduk yang sebelumnya berada di peringkat 9.
Jakarta naik dari peringkat kedua dan menggantikan Tokyo. Ibu kota Jepang itu sebelumnya dinyatakan sebagai kota terbesar di dunia dalam penilaian yang dirilis pada tahun 2000.
Tokyo (Jepang) berada di posisi ketiga dengan jumlah penduduk mencapai 33 juta jiwa. Di antara sepuluh besar kota terpadat dunia, hanya Kairo (Mesir) yang berasal dari luar Asia.
Baca Juga: Ini Wajah Si Raja Tega Bikin Nyawa Hansip di Cakung Melayang
Laporan tersebut menunjukkan jumlah megakota—wilayah perkotaan dengan lebih dari 10 juta penduduk—telah melonjak menjadi 33 pada 2025. Lebih dari setengahnya, yakni 19 megakota, berlokasi di Asia.
Pada tahun 2050, jumlah megakota diperkirakan meningkat menjadi 37. Sejumlah kota seperti Addis Ababa (Etiopia), Dar es Salaam (Tanzania), Hajipur (India), dan Kuala Lumpur (Malaysia) diprediksi akan menembus 10 juta penduduk.
Meski megakota semakin menonjol, kota-kota kecil dan menengah ternyata dihuni lebih banyak orang. Kota-kota tersebut juga berkembang lebih cepat, terutama di Afrika dan Asia.
Pertumbuhan Kota di Dunia yang Beragam
Jakarta. [Keretacepat]Dari lebih dari 12.000 kota yang dianalisis, sebanyak 96 persen memiliki populasi kurang dari satu juta jiwa. Bahkan 81 persen di antaranya berpenduduk kurang dari 250.000 jiwa.
Data baru menunjukkan jumlah kota di seluruh dunia meningkat lebih dari dua kali lipat antara 1975 dan 2025. Pada 2050, jumlah ini dapat melampaui 15.000 kota, sebagian besar berukuran kecil.
Laporan itu juga menyoroti pola pertumbuhan kota yang sangat beragam. Beberapa kota berkembang pesat, sementara lainnya justru mengalami penyusutan populasi meski negara tempatnya berada terus tumbuh.
Kota-kota yang menyusut umumnya berpenduduk di bawah 250.000 jiwa, dengan lebih dari sepertiganya berada di Tiongkok dan 17 persen di India. Namun sejumlah kota besar seperti Mexico City (Meksiko) dan Chengdu (Tiongkok) juga mencatat penurunan populasi.
Laporan ini menekankan pentingnya kebijakan nasional yang terintegrasi untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan ketahanan iklim. Urbanisasi, bila dikelola secara inklusif, dapat menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi, pemerataan sosial, dan penguatan wilayah urban maupun rural.