Hadiri Ullambana 2024, Bimas Buddha Kemenag RI: Karma Baik Bagi Kita

FTNews – Rumah Ibadah umat Buddha dan lembaga Philanthropist Tian Shi Hua (TSH) yang dipimpin oleh Suhu Tian Shi Hua, Karmalie Abeng Lie menjalani hari ketiga Ullambana 2024. Acara ini berlangsung selama empat hari terhitung sejak 29 Agustus 2024 hingga 1 September 2024 di Rancamaya, Bogor.

Pada hari ketiga perayaan Ullambana 2024, Kasubdit Kelembagaan Bimas Buddha Kemenag RI, Kasan bersama istrinya terlihat hadir mengikuti rangkaian kegiatan.

Awalnya Kasan bersama sang istri mengikuti raw fo (keliling) sambil membaca pujian ‘Namo Amituofo’ yang dipimpin oleh Suhu Abeng. Kemudian keduanya mengikuti ritual membakar baju leluhur.

Kasubdit Kelembagaan Bimas Buddha Kemenag RI, Kasan bersama istrinya saat raw fo Ullambana 2024 (Foto: FTNews / Adinda Ratna Safira)

“Pada hari ini atau sore hari ini luar biasa bagi saya. Seminggu yang lalu daya ditelfon sama Suhu (Abeng) suruh datang kesini, apalagi pa Edi ini datang ke kantor. Itu pada hari ini kita semua melakukan upacara Ullambana,” kata Kasan, di Rancamaya, pada Sabtu (31/8).

Lebih lanjut Kasan menilai bahwa kehadiran umat dalam Ullambana ini merupakan karma yang baik. Sebab dalam acara ini umat melakukan persembahan kepada leluhur karena dikhawatirkan leluhur yang mendahului kita saat ini terlahir dan berada di alam neraka.

Kasubdit Kelembagaan Bimas Buddha Kemenag RI, Kasan bersama istrinya di acara Ullambana 2024 (Foto: FTNews / Adinda Ratna Safira)

“Jadi ini merupakan karma baik bagi kita. Semua melakukan hal ini, semoga kita semuanya mendapat berkat dari Tian Tuhan Yang Maha Esa,” ungkap Kasan.

“Upacara Ullambana dalam pengertian agama buddha merupakan upacara kepada para leluhur, persembahan kepada para leluhur. Mengapa yang hidup melakukan hal itu? Karena kita tidak tahu semua apakah leluhur kita masuk di surga Sukawati atau Nirwana atau mana? Untuk itu kita melakukan upacara Ullambana kepada para leluhur,” lanjut Kasan.

Kemudian Kasan menyebutkan bahwa tidak ada salahnya untuk terus berbuat baik. Karena kebaikan yang kita lakukan ini juga untuk leluhur yang telah mendahului.

“Nah bagaimana kalo para leluhur kita masuk di surga Sukawati atau ke surga Nirwana? Kalo menurut agama buddha kosa kata mengatakan itu tidak masalah karena (kalau) kita sudah mati dan berbuat baik tujuannya untuk siapa? Untuk orang lain, saudara-saudara kita atau leluhur yang sudah di alam yang lebih bahagia,” jelas Kasan.

BACA JUGA:   Kocak, Korban Perampokan Mau Bikin Laporan Malah Diomelin
Suhu Abeng saat memimpin raw fo hari ketiga Ullambana 2024 (Foto: FTNews / Adinda Ratna Safira)

Dalam kesempatan yang sama, Suhu Tian Shi Hua, Karmalie Abeng Lie menyampaikan rasa terima kasih terhadap Kasubdit Kelembagaan Bimas Buddha Kemenag RI yang telah menghadiri acara Ullambana 2024.

”Saya mewakili seluruh jajaran pembina, pengurus, dan bagi semuanya. Saya mengucapkan terima kasih,” ucap Suhu Abeng.

Berdasarkan pantauan FTNews, acara ketiga Ullambana 2024 dimulai dengan pembacaan Liam Keng Di Cang Cing atau membaca parrita (kegiatan pembacaan ayat-ayat atau kitab-kitab suci).  Pembacaan ini dibagi menjadi tiga chapter mulai pukul 8.50 WIB dan terakhir pukul 13.00 WIB.

Terlihat sejumlah umat yang terdiri dari laki-laki dan perempuan mengenakan pakaian berwarna hitam dan merah maroon. Mereka masing-masing membawa buku dan membuat dua barisan sejajar.

Selanjutnya para umat dipimpin oleh juru doa membaca paritta dimulai dengan berdiri dan setelahnya mereka duduk dibangku berwarna putih. Terlihat para umat khusyuk berdoa dan terdengar suara merdu.

Terkait hal ini, Suhu Tian Shi Hua, Karmalie Abeng Lie mengatakan pembacaan paritta ini dilakukan untuk mendoakan para leluhur yang telah tiada.

“Paritta itu untuk meringankan mereka (leluhur) dan kalo menurut keyakinan dan kepercayaan agama buddha bahwa jikalau mereka belum dapat tempat yang layak, karena anak cucunya bacakan paritta ya mudah-mudahan mereka bisa terangkat dan mereka bisa mendapatkan tempat yang layak atau tereinkarnasi kembali,” kata Suhu Abeng, pada Sabtu (31/8).

Kemudian Suhu Abeng mengungkapkan setelah membacakan paritta akan ada pengasapan obat ke para umat, Dhamma talk, acara lempar koin, hingga pemberangkatan kapal.

“Jadi kita ada pengasapan obat. Kita bakar ramuan obat-obat Chinese yang mana kita bakar, asapnya kita kasih ke peserta semua agar sehat,” ucap Suhu Abeng.

Artikel Terkait