Hamas Setuju Proposal AS Gencatan Senjata 60 Hari dan Pembebasan Tawanan tapi AS Menyangkal
Nasional

Hamas dikabarkan telah menyetujui usulan Amerika terkait gencatan senjata Gaza. Informasi ini didapat dari narasumber Al Jazeera. Namun anehnya, baik AS maupun Israel menyangkal hal ini. Apa yang terjadi sebenarnya?
Seorang pejabat AS membantah adanya kesepakatan.
Draf perjanjian tersebut mencakup gencatan senjata selama 60 hari dan pembebasan 10 tawanan hidup beserta jenazah beberapa orang lainnya sebagai imbalan atas tahanan Palestina dalam dua tahap, kata mereka. Lima tawanan Israel akan dibebaskan pada awalnya, sementara lima lainnya dibebaskan pada hari ke-60.
Baca Juga: Trump Sebut Gencatan Senjata Gaza Pekan Depan tapi Israel Makin Rajin Membantai Rakyat Gaza
Dunia tak Bisa Tutup Mata Penderitaan Rakyat Palestina
Foto: YouTube On Demand News
‘Dunia tidak bisa menutup mata’ terhadap Gaza, kata utusan Kolombia, dikutip dari Al Jazeera,
Baca Juga: Pelapor Khusus PBB Beberkan 48 Perusahaan Bantu Perang Israel di Gaza, Ini Daftarnya
Jorge Ivan Ospina, Duta Besar Kolombia yang baru diangkat untuk wilayah Palestina yang diduduki, mengatakan, negaranya bersedia memberikan perawatan medis bagi ribuan warga Palestina yang terluka selama serangan brutal Israel di Gaza.
“Dunia tidak bisa menutup mata,” terhadap warga sipil Palestina yang menderita di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, kata Ospina.
“Orang tidak boleh mati kelaparan. Mereka harus segera menerima perawatan medis dan harus direhabilitasi,” tambahnya.
Kolombia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel tahun lalu karena perangnya di Gaza.
Israel Terus Menggempur Gaza
Sementara, di saat perundingan gencatan senjata berlangsung, Israel terus-menerus membombardir Gaza dan menewaskan puluhan bahkan ratusan warga Palestina.
Salah satu kebrutalannya adalah mengebom sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan di Kota Gaza, menyebabkan kebakaran dan menewaskan sedikitnya 36 warga Palestina, termasuk beberapa anak-anak. Secara keseluruhan, lebih dari 50 orang tewas dalam serangan sejak fajar pada hari Senin (26/5/2025). Dikutip dari laporan Al Jazeera.
Bantuan Mulai Bisa Beroperasi
Truk-truk bantuan sudah bisa masuk ke Gaza dan membagikan bantuan makanan, dll/Foto:YouTube NBC News
Di sisi lain ancaman kelaparan masih membayangi Gaza lantaran bantuan internasional sempat dilarang masuk. Kecaman terhadap kebengisan Israel akhir membuahkan hasil, system bantu mulai berjalan. ‘ Jaringan distribusi bantuan baru yang melibatkan kontraktor militer swasta di Gaza mengatakan telah membuka pusat distribusi pertamanya.
Foto: YouTube NBC News
Yayasan Kemanusiaan Gaza mengambil alih penanganan bantuan kemanusiaan meskipun ada keberatan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pasokan yang sangat dibutuhkan mulai mengalir pada hari ketika serangan Israel menewaskan sedikitnya 80 orang di Gaza.
Kelompok itu mengatakan truk-truk berisi makanan – tidak disebutkan jumlahnya – telah dikirim ke pusat-pusatnya, dan distribusi ke warga Palestina telah dimulai.
Anak-anak Gaza bersuka cita menerima bantuan makanan/Foto: YouTube NBC News
"Lebih banyak truk berisi bantuan akan dikirim besok dengan arus bantuan yang meningkat setiap hari," katanya dalam sebuah pernyataan.
PBB dan kelompok-kelompok bantuan yang telah lama memasok bantuan ke Gaza telah menolak sistem baru tersebut, yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat. Mereka menegaskan bahwa Israel mencoba menggunakan makanan sebagai senjata dan mengatakan sistem baru tidak akan efektif.***
Sumber: Al Jazeera, sumber lainnya