Hubungan Penyakit Jantung dengan Gangguan Tidur

FTNews – Kurangnya aktivitas fisik dapat membuat seseorang mengidap penyakit jantung. Gejala-gejala yang dapat muncul antara lain nyeri dada, sesak nafas, jantung berdebar, hingga cepat lelah. Penyakit ini juga dapat membuat penderitanya kesulitan tidur.

Kesulitan tidur dapat terjadi akibat penurunan bertahap kemampuan jantung untuk memompa atau mengedarkan darah secara optimal. Akibatnya, cairan menumpuk di paru-paru dan jaringan.

Selain itu, sebuah penelitian mengungkapkan lebih lanjut soal hubungan antara penyakit jantung dan masalah tidur. Studi ini diterbitkan dalam jurnal Science pada 2023. 

Hubungan kedua terjadi akibat produksi hormon tidur melatonin di otak, karena kerusakan pada sekelompok saraf yang saling terhubung. Kedua, gangguan pada Superior Cervical Ganglion (SCG).

SCG terletak pada leher yang merupakan bagian dari sistem saraf otonom yang mengatur proses tak sadar dalam tubuh, seperti pernapasan dan detak jantung. 

SCG tersambung ke jantung dan kelenjar pineal, yaitu struktur otak kecil yang bertanggung jawab untuk produksi melatonin.

Profesor farmakologi dan toksikologi di Universitas Teknik Munich Stefan Engelhardt menyebut SCG seperti saklar listrik.

“Pada pasien yang menderita gangguan tidur setelah penyakit jantung, Anda dapat membayangkan masalah pada satu kabel yang menyebabkan kebakaran di kotak saklar dan kemudian menyebar ke kabel lainnya,” ujarnya, dikutip Live Science.

Asisten profesor ilmu kedokteran di Universitas Columbia yang tidak terlibat dalam penelitian ini, Brooke Aggarwal menyebut penelitian penting. Ia menyebut penelitian ini membantu menjelaskan alasan mengapa penyakit jantung lebih rentan terhadap gangguan tidur.

Meski demikian, Brooke menyebut penelitian lebih lanjut untuk uji klinis terhadap pengobatan potensial yang berasal dari mekanisme ini.

Artikel Terkait