Ilmuwan Sebut Manusia Bisa Hidup Selama Ribuan Tahun, Bagaimana Caranya?
Lifestyle
 280820259.jpeg)
Pakar penuaan Joao Pedro de Magalhaes memberikan pendapat yang cukup mengejutkan tentang kehidupan manusia. Benarkah manusia bisa hidup hingga 20.000 tahun seperti dikatakannya?
Profesor biogerontologi molekuler di Institute of Inflammation and Ageing Universitas Birmingham, Inggris, itu berbincang dengan Scientific American mengenai alat yang diperlukan untuk benar-benar memengaruhi penuaan manusia. Ia tidak berfokus pada tambahan umur beberapa tahun saja—ia ingin menambah ribuan tahun pada rentang hidup manusia.
Teknologi Umur Panjang
Ilustrasi pasangan manusia. (Meta AI)Seperti dikutip Popular Mechanics, Magalhaes menyatakan yang dibutuhkan hanyalah teknologi baru—yang belum tercipta—yang dapat menghilangkan penuaan pada tingkat sel, memperbaiki DNA, dan memprogram ulang sel untuk menciptakan proses penuaan yang benar-benar berbeda.
“Hipotesis saya adalah kita memiliki seperangkat program yang sangat rumit seperti komputer dalam DNA kita yang membentuk kita menjadi manusia dewasa,” katanya kepada Scientific American.
“Namun mungkin sebagian dari program yang sama itu, ketika terus berlanjut di usia tua, justru menjadi merugikan.”
Mengubah program-program tersebut mungkin bisa menjadi jawabannya.
Magalhaes mengatakan, kuncinya bukan sekadar menemukan obat baru—meskipun tentu saja, pengobatan telah secara signifikan memperpanjang usia harapan hidup dan membantu menghilangkan beberapa penyebab utama kematian.
Ia percaya intervensi medis yang diperlukan untuk hidup ekstrem ini akan menuntut cara untuk menghapus penuaan di tingkat sel dengan memprogram ulang sel dan gen yang berperan penting dalam proses penuaan.
Contoh Umur pada Hewan
Ilustrasi umur manusia. (Meta AI)
Penelitiannya sejauh ini berfokus pada hewan yang tampaknya mengungguli spesies serupa. Misalnya paus kepala busur—dengan rentang hidup 200 tahun—dan tikus mondok telanjang—yang dapat hidup 30 tahun, sementara hewan pengerat sejenis hanya hidup beberapa tahun saja.
“Berbagai hewan berumur panjang, seperti manusia, paus, dan gajah, semua harus menghadapi masalah yang sama, misalnya kanker, tetapi mereka menggunakan trik molekuler yang berbeda untuk mencapai umur panjang,” kata Magalhaes.
“Dengan paus kepala busur, mereka tampaknya memiliki perbaikan DNA yang jauh lebih baik.”
Ia menyinggung gen P53 dan kemampuan penekanan kankernya sebagai hal penting bagi rentang hidup panjang, serta mengatakan mungkin ada gen lain yang perlu ditargetkan.
Walaupun penambahan obat baru—seperti rapamisin, yang terbukti memperpanjang hidup hewan hingga 15 persen—memberi dampak, mencapai rentang hidup luar biasa 1.000 hingga 20.000 tahun akan membutuhkan sel yang tidak menua. Untuk mengetahui cara menghentikan proses penuaan seluler, manusia perlu lebih mirip tikus mondok telanjang.
“Dalam hal ketahanan terhadap kanker dan mungkin juga penuaan secara keseluruhan, kuncinya adalah kemampuan mereka menanggapi dan memperbaiki kerusakan DNA,” ujarnya, seraya menambahkan ia percaya bahwa penuaan lebih merupakan masalah perangkat lunak daripada perangkat keras.
Magalhaes percaya, setidaknya secara teori, manusia bisa melakukan intervensi radikal yang menulis ulang perangkat lunak genetik dan merancang ulang biologi manusia “untuk menunda atau bahkan membalikkan penuaan. Dalam praktik memang sulit, tetapi secara teori, saya pikir potensi itu sangat besar.”
Dan dengan “besar”, maksudnya benar-benar sebesar yang bisa dibayangkan. “Saya sebenarnya pernah melakukan perhitungan bertahun-tahun lalu dan menemukan bahwa jika kita bisa menyembuhkan penuaan manusia, rata-rata usia harapan hidup akan lebih dari 1.000 tahun,” katanya kepada Scientific American. “Usia maksimum, jika tidak ada kecelakaan atau kematian akibat kekerasan, bisa sepanjang 20.000 tahun.”
Yang dibutuhkan, menurut Magalhaes, adalah merancang ulang biologi kita untuk menghilangkan kanker dan menghindari tindakan merugikan dari kode genetik kita. Ia berpikir suatu hari kita akan sampai ke sana.