Indonesia Kena Tarif 32 Persen dari Donald Trump, Industri Otomotif RI Bakal Terganggu?
Otomotif

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru-baru ini mengumumkan terkait tarif resiprokal ke 185 negara. Termasuk Indonesia yang dikenakan tarif 32 persen.
Lantas bagaimana dengan industri otomotif di Tanah Air, apakah akan terganggu dengan pengenaan tarif impor dari Trump tersebut?
Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik (AISMOLI), Budi Setiyadi mengatakan, kebijakan Trump berpotensi mengganggu industri nasional termasuk otomotif di segmen kendaraan listrik (EV).
Baca Juga: Tak Kebal Hukum, Donald Trump akan Dijatuhi Hukuman Kasus Pemalsuan dan Suap pada 10 Januari!
Menurutnya, meski Indonesia bukan negara pengekspor sepeda motor listrik atau komponen pendukung ke negara tersebut, namun tidak bisa dipungkiri akan adanya dampak yang bakal dirasakan secara tidak langsung bagi Indonesia.
"Secara makro akan berisiko terhadap inflasi dan penurunan daya beli masyarakat. Selain itu, negara-negara lain yang mengalami kondisi serupa, seperti China, akan mencari pasar alternatif selain Amerika Serikat," ujar Budi, Sabtu (5/4/2025).
Untuk bisa mengendalikan ini semua, peran pemerintah sangat dibutuhkan agar nantinya tidak banyak masyarakat yang dirugikan atau merasakan dampak secara langsung akibat perang dagang tersebut.
Baca Juga: PLN Bangun Puluhan Stasiun Pengisian Mobil Listrik di Destinasi Wisata
AISMOLI berharap pemerintah Indonesia dapat segera melakukan inisiatif-inisiatif yang dapat menciptakan pasar lebih kuat untuk melindungi produsen lokal dari kemungkinan gempuran barang-barang impor yang masuk ke Indonesia.
"Salah satu lingkup yang perlu dijaga oleh pemerintah adalah kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk melindungi produk- produk lokal Indonesia dan mencegah dominasi produk impor," ujarnya.
Dalam daftar yang tersebut, Indonesia berada di urutan ke delapan di daftar negara-negara yang terkena kenaikan tarif AS, dengan besaran 32 persen.
Sekitar 60 negara bakal dikenai tarif timbal balik separuh dari tarif yang mereka berlakukan terhadap AS.
Indonesia bukan negara satu-satunya di kawasan Asia Tenggara yang menjadi korban dagang AS. Ada pula Malaysia, Kamboja, Vietnam serta Thailand dengan masing-masing kenaikan tarif 24 persen, 49 persen, 46 persen, dan 36 persen.
Donald Trump mengatakan bahwa tarif timbal balik itu bertujuan untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja di dalam negeri.
Ia dan para pejabat pemerintahannya berpendapat bahwa AS telah "dirugikan" oleh banyak negara akibat praktik perdagangan yang dianggap tidak adil.
Tarif-tarif yang telah lama diancamkan Donald Trump itu diumumkan dalam acara "Make America Wealthy Again" di Rose Garden, Gedung Putih.