Ini Kronologi Versi Perusahaan soal 5 Petani di Bengkulu Selatan Ditembak
Mereka menuntut alat berat dikeluarkan dari lokasi yang dianggap sebagai area sengketa.
FMPR meminta dibuatkan surat pernyataan larangan perbaikan jalan. PT ABS menyatakan bersedia membuat surat tersebut di lokasi yang memiliki fasilitas menulis, namun permintaan itu ditolak warga.
Ketegangan Meningkat, Kericuhan Pecah
Pistol yang diduga digunakan untuk menembak petani. [Ist]
Situasi memanas ketika massa memberi ultimatum agar bulldozer segera ditarik keluar.
Keributan pecah setelah salah satu manajer kebun disebut mengalami penarikan dan pemukulan.
Seorang staf keamanan bernama Riki juga berupaya menyelamatkan diri namun terjatuh dan mengalami luka bacok akibat pengeroyokan. Ia berhasil dievakuasi ke fasilitas medis oleh rekan-rekannya.
Lima Petani Tertembak
Dalam kondisi kisruh, petugas keamanan perusahaan melepaskan tembakan.
Lima warga mengalami luka tembak. Pihak perusahaan tidak menjelaskan secara detail alasan tembakan dilepaskan, namun menyebut situasi saat itu tidak terkendali.
Kasus ini menjadi potret buram konflik agraria yang terus berulang di Bengkulu Selatan, terutama terkait klaim lahan antara warga dan pemegang konsesi.
Berbagai organisasi masyarakat sipil mendesak pengusutan menyeluruh dan transparan. Pihak kepolisian juga telah mengamankan lokasi konflik untuk proses penyidikan lebih lanjut.