Ini Rudal Anti Pesawat Terbang Buatan Kampus Muhammadiyah

Teknologi

Selasa, 08 Juli 2025 | 19:38 WIB
Ini Rudal Anti Pesawat Terbang Buatan Kampus Muhammadiyah
Rudal Merapi buatan Universitas Ahmad Dahlan bekerja sama dengan PT Dahana. (Instagram @klik_uad

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mencatat sejarah baru dalam dunia pertahanan Indonesia.

rb-1

Melalui riset intensif, kampus ini berhasil menciptakan Rudal Merapi, rudal anti-pesawat pertama hasil karya civitas akademika yang telah diperkenalkan dalam ajang Indonesia Defence Expo 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada 11–14 Juni 2025.

Rudal Merapi merupakan hasil pengembangan Pusat Riset Center for Integrated Research and Innovation (Cirnov) UAD yang bekerja sama dengan PT Dahana, perusahaan anggota holding industri pertahanan nasional Defence ID.

Baca Juga: Rudal Iran Gempur Tel Aviv dan Haifa, Balas Serangan Israel ke Fasilitas Nuklir

rb-3

Proyek ini menjadi bukti kontribusi UAD dalam mendukung kemandirian industri pertahanan nasional berbasis teknologi dan komponen lokal.

Dalam artikel yang dimuat di situs resmi muhammadiyah.or.id, dijelaskan bahwa Rudal Merapi telah melewati serangkaian proses riset dan uji coba, dan kini siap untuk dipasarkan.

Dukung Kemandirian Industri Pertahanan

Baca Juga: Mengenal Rudal Kheibarshekan Buatan Iran, Pertama Kalinya Serang Israel

UAD menjadi satu-satunya universitas yang menandatangani MoU dengan PT Dahana di ajang Indonesia Defence Expo 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada 11–14 Juni 2025.

Prof. Hariyadi, peneliti utama Rudal Merapi, menyebut proyek ini sebagai tonggak penting dalam menunjukkan peran institusi pendidikan Muhammadiyah di bidang alutsista.

"Keterlibatan UAD menunjukkan bahwa institusi pendidikan Muhammadiyah tidak hanya hadir dalam bidang pendidikan dan kesehatan, tetapi juga dalam teknologi tinggi demi kemaslahatan umat," ujarnya.

Ia menambahkan, keikutsertaan UAD di ajang pameran pertahanan terbesar Indonesia tersebut menjadi pencapaian yang luar biasa, bahkan mengungguli sejumlah perguruan tinggi lain yang belum mencapai tahap ini.

Ajang Indonesia Defence Expo 2025 sendiri diikuti oleh 1.180 peserta dari 42 negara.

Presiden Prabowo Subianto saat membuka pameran menegaskan bahwa kekuatan pertahanan adalah salah satu pilar utama dalam menjaga kemerdekaan dan menciptakan kesejahteraan.

"Bangsa yang mengabaikan pembangunan kekuatan pertahanannya berisiko kehilangan kedaulatannya," tegas Prabowo.

Rudal Merapi: Kaliber 70, Kecepatan Suara

UAD menjadi satu-satunya universitas yang menandatangani MoU dengan PT Dahana di ajang Indonesia Defence Expo 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada 11–14 Juni 2025.

Rudal Merapi merupakan rudal kaliber 70 pertama buatan dalam negeri yang menggunakan sistem roket pendorong berkecepatan awal lebih dari 650 km/jam, dan mampu melesat melampaui kecepatan suara.

Sistem pendorongnya dikembangkan oleh Politeknik Angkatan Darat (Poltekad) melalui riset mendalam dan pengujian selama bertahun-tahun.

Rudal ini mampu menargetkan dan menghancurkan berbagai jenis pesawat tempur, helikopter militer, drone, hingga pesawat sipil.

Teknologi Seeker dan Fire and Forget

Dalam tahap uji coba awal, target berupa flare yang menghasilkan radiasi inframerah diterbangkan menggunakan drone.

Hasilnya, sistem seeker atau pencari rudal berhasil aktif, mengirim sinyal ke sistem kendali, menggerakkan canard (sirip kendali), dan mengejar sasaran secara presisi.

Teknologi seeker ini umum digunakan pada sistem rudal modern untuk meningkatkan akurasi dalam mengunci dan mengejar target yang menghasilkan radiasi panas, seperti mesin pesawat dan helikopter.

Sistem kendali Rudal Merapi juga mengusung teknologi Fire and Forget, yaitu rudal mengunci dan mengejar target secara otomatis setelah ditembakkan, tanpa perlu bimbingan lanjutan dari operator.

Teknologi ini membuat sistem pertahanan lebih aman dan efisien bagi penembak.

Berbeda dengan rudal berbasis radar atau GPS yang dapat dikacaukan oleh musuh, seeker inframerah pada Rudal Merapi lebih tangguh terhadap gangguan eksternal.

Kandungan Lokal Lebih dari 70 Persen

Proses produksi Rudal Merapi dilakukan secara bertahap, diawali dengan uji statis setiap subsistem seperti seeker, sistem kendali, canard, roket pendorong, hingga pengujian rudal secara utuh di terowongan angin.

Menariknya, kandungan lokal dalam pembuatan Rudal Merapi mencapai lebih dari 70 persen, menjadikannya relatif aman dari risiko embargo negara lain. Ini sekaligus menandai langkah penting menuju kemandirian industri pertahanan dalam negeri.

Tag rudal muhammadiyah

Terkini