Jamaah Haji Diminta Jaga Kebugaran dengan Cara Ini
Kesehatan

FTNews- Jamaah haji Indonesia harus siap fisik saat menunaikan ibadah haji. Menjaga kebugaran fisik penting untuk memastikan keberangkatan, kelancaran ibadah hingga kembali ke tanah air.
Praktisi kesehatan masyarakat dokter Ngabila Salama mengatakan, ibadah haji adalah ibadah fisik, 90 persen adalah fisik.
"Semoga semua jamaah Indonesia sehat, bugar, dan mabrur. Berangkat dan pulang sama-sama sehat," katanya di Jakarta, Jumat (2/5).
Baca Juga: Perjalanan Aldila/Kato Kandas di 16 Besar US Open
Sebagai informasi kloter pertama jamaah haji Indonesia akan berangkat pada 12 Mei 2023 menuju Madinah.
Sebelumnya jamaah haji akan masuk Asrama Haji Pondok Gede untuk pemeriksaan kesehatan tahap akhir (tahap 3) pada 11 Mei 2024.
Pemeriksaan lanjut Ngabila untuk memastikan kondisi fisik layak terbang. Serta tidak terkena penyakit menular seperti TBC, pneumonia, gagal jantung, dan lainnya yang membahayakan kondisi jamaah.
Baca Juga: Film “Broker†Tembus 1 Juta Penonton di Negara Ini
Jamaah haji mulai diberangkatkan secara bergelombang ke Arafah untuk melaksanakan puncak ibadah haji. Foto: Antara
Pemeriksaan Jamaah Haji
Tahun ini, kuota jamaah Indonesia mencapai 241.000 orang. Terdiri atas 213.320 jamaah reguler dan 27.680 jamaah khusus.
"Jika ada masalah kesehatan, jamaah akan ditatalaksana di RS rujukan agar stabil dan dijadwalkan ulang keberangkatannya," ucap Ngabila.
Hal ini berbeda dengan tahun 2023. Kemudian tahun ini kembali ada pendamping lansia, dengan harapan lebih termonitor kesehatan lansia (ramah lansia).
"Petugas kesehatan embarkasi, kloter, dan di Arab Saudi akan memberikan pelayanan terbaik untuk kesehatan jamaah," imbuhnya.
Terkait risiko kesehatan terbesar jamaah haji selama di Arab Saudi menurut Ngabila yakni kelelahan. Lalu serangan panas/heat stroke kondisi cuaca ekstrem 45 derajat Celcius atau lebih. Pneumonia, serangan jantung dan demensia.
"Pastikan jamaah mengikuti anjuran teknis setiap saat dan setiap lokasi dari ketua regu. Ketua rombongan, pimpinan KBIH, pembimbing ibadah, dan semua petugas kloter yang membersamai," tegasnya.
Butuh pula sikap saling peduli sesama jamaah untuk melaporkan kondisi kesehatan. Prinsip utama lebih baik mencegah daripada mengobati. Jangan terpisah dari rombongan, dan tidak malu bertanya.
Untuk menjaga kebugaran tubuh, Ngabila menyarankan rutin senam peregangan 2 jam sekali. Minum 1 gelas per jam, yang terpenting selalu memakai alat pelindung diri dan membawa perbekalan.
Perbekalan tersebut yakni topi/payung, kacamata hitam, masker medis. Selanjutnya pakaian berwarna putih/cerah, semprotan air dan tas berisi paspor. Alas kaki dan memakai gelang identitas jamaah di mana pun berada.