Jejak Akademis Mentereng Yos Suprapto, Pelukis yang Pameran Lukisannya Dibredel Kantongi Gelar PhD
Nasional

Yos Suprapto, seniman yang tengah hangat jadi perbincangan karena pameran lukisan tunggalnya dibredel, rupanya memiliki rekam jejak akademis yang mentereng.
Hal ini diketahui dari tesis Pembuatan Buku Biografi: Yos Suprapto Naskah Akademik Skripsi Berbasis Karya, karya Dorothy Ryani Honesty, mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN) pada 2018 silam.
Daro situ terungkap bahwa Yos Suprapto bukan seniman kaleng-kaleng. Ia pernah mengenyam pendidikan di Australia.
Baca Juga: Sore ini, Pembukaan Jakarta Art Exhibition
Yos Suprapto menyandang gelar PhD di Southern James Cook University, tepatnya di bidang Sosiologi dan Kebudayaan.
Tak tanggung-tanggung, pelukis ini juga sempat menetap di Negeri Kangguru selama 25 tahun.
Selama di Australia, Yos Suprapto tidak hanya aktif di dunia seni dan sosial. Ia juga merupakan ahli pertanian.
Baca Juga: “Ritus Patembayanâ€Â, Catatan Sang Kurator
Dalam buku Aplikasi Pupuk Kandang yang Ramah Lingkungan dalam Perspektif Budaya, Yos Suprapto diketahui pernah meneliti kandungan mineral selama 15 tahun.
Pemahamannya dalam memahami teknologi pertanian membuatnya ditunjuk sebagai Ketua Umum Rainforest Information Centre di Listmore, NSW Australia.
Ini adalah organisasi yang bekerja sama dengan Walhi dan organisasi internasional Kanada CUSO International
Sebelum mengenyam pendidikan di negeri orang, Yos Suprapto memulai pendidikannya di ASRI Yogyakarta pada tahun 1970.
Hanya saja, Yos Suprapto keluar dari universitas tersebut tiga tahun kemudian.
Dia pun sempat aktif sebagai aktivis di era Orde Baru.
Diketahui sebelumnya, lima lukisan Yos Suprapto dilarang dipamerkan di Galeri Nasional, Jakarta Pusat.
Pameran ini sedianya dijadwalkan digelar dari Kamis (19/12) hingga 19 Januari 2024.
Yos Suprapto mengungkapkan, lima dari 30 lukisannya harus diturunkan karena berkaitan dengan sosok yang populer di Indonesia.
Sosok pada lukisan tersebut diduga mirip dengan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Pihak Galeri Nasional menyatakan bahwa pameran tunggal bertajuk Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan bukan dibatalkan, melainkan ditunda karena kendala teknis.
Namun Yos Suprapto memilih membatalkan pamerannya dan membawa seluruh lukisannya kembali ke Yogyakarta. (Ilham Sigit Pratama)