Jokowi Tempuh Jalur Hukum, Tegaskan Isu Ijazah Palsu adalah Fitnah Murahan

Presiden Joko Widodo kembali menanggapi isu yang terus beredar mengenai tuduhan ijazah palsu yang dikaitkan dengannya.

Dalam pernyataannya, Jokowi menegaskan bahwa tuduhan tersebut adalah fitnah yang tidak berdasar dan telah dibantah berulang kali oleh pihak Universitas Gadjah Mada (UGM).

Universitas Gadjah Mada (UGM) telah memberikan klarifikasi resmi terkait tuduhan tersebut.

Baca Juga: Polisi Ungkap Penyebab Tawuran Remaja di Sunter

Ijazah Jokowi [ist]

Pihak UGM menegaskan bahwa Joko Widodo adalah alumni Fakultas Kehutanan yang lulus pada tahun 1985.

Mereka juga menjelaskan bahwa format ijazah dan skripsi yang digunakan sesuai dengan standar pada masa itu, termasuk penggunaan font dan penomoran ijazah. ​

"Itu fitnah murahan yang diulang-ulang terus. Dari UGM dulu sudah juga menyampaikan, Dekan Fakultas Kehutanan juga secara jelas dan tegas menyampaikan. Teman juga banyak sekali yang menyampaikan," kata Jokowi.

Baca Juga: Ferdy Sambo kepada Richard Eliezer: Memang Harus Dikasih Mati Anak Itu

Lebih lanjut, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa tim kuasa hukumnya tengah mempertimbangkan langkah hukum terhadap pihak-pihak yang masih mempertanyakan keaslian ijazahnya.

Langkah hukum ini sebagai upaya untuk meluruskan informasi yang salah dan menunjukkan bukti bahwa ijazah yang dimilikinya adalah asli dan sah.

Presiden ke-7 itu menekankan bahwa tujuan utama dari rencana langkah hukum ini adalah untuk membuktikan kebenaran informasi mengenai pendidikan dan ijazahnya.

Presiden Joko Widodo [ist]

Ia ingin menunjukkan kepada publik bahwa dirinya memang benar-benar menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan UGM dan ijazahnya dikeluarkan secara resmi oleh universitas tersebut.

"Ya ingin menunjukkan, bahwa betul-betul saya ini kuliah di Fakultas Kehutanan, betul-betul ijazahnya dikeluarkan oleh Universitas Gadah Mada. Dan sudah disampaikan tidak hanya sekali, kan oleh rektor, oleh dekan sudah disampaikan, sudah dibuka seperti itu," terangnya.

Pernyataan ini menunjukkan keseriusan Jokowi dalam menghadapi isu tersebut dan komitmennya untuk meluruskan informasi yang keliru.