Kasus Ambruknya Ponpes Al Khoziny, Presiden Perintahkan Evaluasi Seluruh Bangunan Pesantren

Presiden Prabowo Subianto memerintahkan seluruh bangunan pesantren dievaluasi, terutama dari segi keamanan dan keselamatannya.
Pernyataan Presiden ini disampaikan Mensesneg Prasetyo Hadi, Minggu (5/10/2025). "Evaluasi ke depan semua pondok pesantren kami harapkan segera didata dan dipastikan keamanan dari sisi bangunan-bangunan, infrastruktur di pondok (pesantren) masing-masing," sambung Prasetyo Hadi.
Presiden, tegas Prasetyo, terus memonitor perkembangan penanganan kasus ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.
Baca Juga: Hari Pertama Program Makan Bergizi Gratis di Medan, Ratusan Siswa SD: Enak Rasanya
"Beliau memonitor terus, makanya Beliau kemudian memerintahkan kepada para menteri terkait, dan gubernur, wakil gubernur untuk memberikan perhatian," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, bangunan musalah di Ponpes Al Khoziny ambruk pada Senin (29/9) pekan lalu. Seratus lebih santri menjadi korban, di antaranya puluhan meninggal dunia. Sampai kini upaya pencarian korban masih terus dilaksanakan Tim SAR Gabungan.
Data Sementara Total 40 Jenazah Ditemukan
Baca Juga: Update Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny: Basarnas Temukan 3 Jenazah
Berdasarkan data BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), hingga Minggu (5/10/2025) pukul 18.00 WIB, 40 jenazah ditemukan dari puing reruntuhan musala Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Alat berat mulai dari pemecah beton hingga eskavator terus mengais puing bangunan empat lantai yang ambruk itu, hingga akhirnya satu per satu jasad ditemukan.
Tim pencarian dan pertolongan (Search and Rescue - SAR) gabungan pun bergerak cepat. Dengan peralatan lengkap mulai Alat Pelindung Diri (APD), helm, kacamata khusus SAR, sarung tangan dan sepatu boots, mereka menerobos puing demi mengevakuasi jenazah yang telah tertimbun material selama tujuh hari.
Setelah ditemukan, jasad-jasad itu kemudian dimasukkan ke dalam kantong khusus jenazah, disemprot disinfektan lalu dibawa menuju ambulance dan dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk diidentifikasi.
Seiring dengan semakin terbukanya akses di lokasi terdampak, tim SAR gabungan kian sering menemukan korban yang meninggal dunia. Setiap temuan menjadi langkah berarti dalam proses pencarian, sekaligus membawa jawaban bagi keluarga dan wali santri yang selama ini menanti kepastian.
Data pencarian korban pun terus berkembang. Hari ini, Minggu (5/10) sejak pukul 00.30 WIB hingga 18.00 WIB, sudah ada 15 jenazah yang ditemukan. Hal itu yang kemudian menambah jumlah korban meninggal dunia menjadi 40 orang.
Penemuan jenazah per hari ini paling banyak apabila dibandingkan hari-hari sebelumnya. Jika dirinci, pada Rabu (1/10) ditemukan sebanyak 3 jenazah, hari berikutnya Kamis (2/10) hanya 2 jenazah, kemudian Jumat (3/10) ada 9 jenazah, Sabtu (4/10) ditemukan 11 jenazah dan Minggu (5/10) sampai pukul 18.00 WIB sudah 15 jenazah.
Empat Potongan Bagian Tubuh Juga Ditemukan
Selain jenazah dalam kondisi utuh, tim SAR gabungan juga mendapatkan empat potongan bagian tubuh manusia. Empat potongan tubuh itu belum dapat dikonfirmasi sebagai tambahan jumlah temuan jenazah, termasuk apakah temuan itu merupakan dari satu tubuh yang sama.
Proses identifikasi dengan berbagai indikator harus dilakukan demi keabsahan sesuai prosedur yang ditetapkan oleh pihak Disaster Victim Identification (DVI).
Penemuan jenazah untuk ke sekian kalinya itu sekaligus mengurangi jumlah angka korban dalam pencarian menjadi 23 orang. Data ini didapatkan dari daftar absensi yang dikeluarkan pihak pondok pesantren.
Kendati demikian, jumlah angka tersebut sejatinya belum sepenuhnya dapat dijadikan sebagai data yang dapat divalidasi secara utuh, sebab ada beberapa kasus di mana salah satu santri tidak melaporkan kehadirannya kepada pengurus namun dihitung sebagai data korban hilang.***