Kasus Bunuh Diri Meningkat: Jalan Pintas dari Himpitan Hidup

FTNews – Kasus bunuh diri satu keluarga yang lompat dari lantai 22 (rooftop) Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara mencerminkan adanya kondisi dan himpitan dalam kehidupan masyarakat. Jalan pintas kematian dengan bunuh diri menjadi pilihan miris.

Sosiolog Universitas Airlangga Tuti Budirahayu mengungkapkan, secara sosiologis sebagian masyarakat Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Berbagai persoalan sosial dan ekonomi yang menimpa masyarakat dapat memicu hilangnya norma-norma yang menjadi pedoman hidup. Sehingga menggunakan jalan pintas.

“Kondisi ini boleh dibilang sebagai situasi anomie. Di mana sudah tidak ada kepedulian lagi di masyarakat untuk saling berbagi, menolong dan berempati pada mereka yang lemah dan terpuruk,” katanya kepada FTNews, dari Surabaya, Rabu (13/3).

Tuti melanjutkan, salah satu penyebabnya karena kerasnya persaingan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Seseorang cenderung tidak akan peduli pada apa yang terjadi pada orang lain sepanjang tidak mengganggu dirinya.

“Masing-masing individu sibuk dengan diri dan kepentingannya sendiri,” imbuhnya.

Negara atau pemerintah harus waspada terhadap gejala-gejala penyimpangan sosial yang masyarakat alami ini. Pemerintah harus kembali meninjau kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Termasuk juga mengentaskan kemiskinan yang bisa saja menjadi salah satu penyebab bunuh diri dan bentuk-bentuk penyimpangan sosial lainnya.

Peningkatan kesejahteraan masyarakat itu bisa melalui penyediaan lapangan pekerjaan, peningkatan upah pekerja, atau program-program jaminan sosial lainnya.

Peran masyarakat juga perlu penguatan. Dalam hal ini deteksi dini pada orang-orang yang dapat menunjukkan gelagat melakukan tindakan anti sosial. Peran lembaga-lembaga sosial juga perlu ditingkatkan untuk bisa merangkul orang-orang yang mengalami kesulitan hidup dan keputusasaan.

Police line dan aksi kejahatan. Foto: ilustrasi

Kasus Bunuh Diri Meningkat

Baru-baru ini satu keluarga yakni EA (50), AEI (52), JL (15) dan JWA 13 melompat dari lantai 22 rooftop di Apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3). Keempatnya melompat dengan tangan saling terkait. Ke empatnya tewas.

BACA JUGA:   Resmikan Sekretariat Bersama, Koalisi PKB-Gerindra Bukan Kaleng-kaleng

Polisi masih maraton menyelidiki motif keluarga ini mengakhiri hidupnya. Dugaan karena himpitan masalah ekonomi.

Sebelumnya, kasus bunuh diri keluarga juga terjadi di Jagakarsa, Jakarta Selatan dan Malang, Jawa Timur.

Aksi pintas kematian ini juga merambah di kalangan mahasiswa. Terjadi pada mahasiswa di Yogyakarta, Malang, Surabaya, Semarang, Jakarta dan Nusa Tenggara Timur. Motifnya pun beragam.

Tindakan jalan pintas kematian terus meningkat. Data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Polri mencatat ada 971 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang Januari-18 Oktober 2023. Jumlah ini melampaui kasus bunuh diri sepanjang 2022 sebanyak 900 kasus.

Kesehatan mental di tengah masyarakat perlu menjadi perhatian agar tidak ada lagi aksi nekat mengakhiri hidup dengan jalan pintas.

Artikel Terkait