Kasus Dugaan Siswa SD Meninggal setelah Dibuli, Orangtua Korban Ungkap Fakta Mengejutkan
Deswita, ibu korban MA, siswi SDN 108 Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, yang diduga meninggal setelah dibuli, mengungkapkan hal mengejutkan terkait kejadian naas yang menimpa anaknya. Deswita menyebut pelakunya TF menendang kepala anaknya saat belajar kelompok.
Wali Kelas sudah dilaporkan kejadian tersebut, namun hanya merespon, “Iya, tunggu!’
Penjelasan tersebut disampaikan orangtua korban usai rapat bersama Disdik Kota Pekanbaru, pihak sekolah, dan TAPAK Riau, Senin (24/11/2025). Ia didampingi suaminya dan Ketua Tim Advokat Pejuang Keadilan (TAPAK) Riau, Suroto, usai rapat bersama Disdik Kota Pekanbaru, pihak sekolah, dan TAPAK Riau.
Baca Juga: Update Kasus Kematian Timothy: Polisi Sulit Akses Data di Gadget Korban, Ini Penyebabnya
Ia lantas menceritakan perubahan fisik dan emosional anaknya mulai terlihat sejak Kamis (13/11/2025). Saat pulang sekolah, MA menangis dan mengatakan tidak ingin bersekolah lagi, namun belum menjelaskan penyebabnya.
"Pada hari Kamis tanggal 13 November anak saya pulang sekolah dalam keadaan menangis dan bilang tidak mau sekolah lagi. Pada Jumat siangnya tanggal 14 November 2025 anak saya lumpuh, dan saat itu baru lah ia bercerita bahwa kepalanya ditendang oleh murid lain inisial FT saat belajar kelompok," ucap Deswita dengan suara terbata-bata, dilansir mediacenter.riau
Ia menjelaskan, tindakan tersebut dilakukan tanpa sepatu dan disaksikan oleh teman dekat korban berinisial AK. AK bahkan sudah melaporkan insiden itu kepada wali kelas, namun hanya mendapat respons, "Iya tunggu."
Baca Juga: Lusa Polisikan Psikolog Lita Gading, Ahmad Dhani: Gak Bisa Didiamkan
"Anak saya yang menangis saat pulang pada hari Kamis juga disaksikan teman bermainnya di sekitar rumah," tambahnya.
Korban MA tidak Sempat Dapat Perawatan Rumah Sakit
Pasca kelumpuhan, keluarga membawa MA ke pengobatan alternatif. Namun pihak alternatif menyarankan agar dilakukan perawatan medis. Ketika dibawa ke puskesmas pada Sabtu, pelayanan tutup, sehingga MA dirawat di rumah sampai akhirnya mengembuskan napas terakhir.
"Beberapa hari sebelum meninggal, anak saya meminta agar kelak dimandikan dan digelarkan tikar karena rumah akan ramai. Saat itu kami tidak mengerti maksudnya," kata Deswita sambil menangis.
Plt Gubernur Riau SF Hariyanto {Foto: mediacenter.riau]Respon Plt Gubernur Riau
Kasus siswa SDN 108 yang diduga dibuli dan meninggal, jadi perhatian masyarakat luas, khususnya di Pekanbaru. Apalagi kasus ini dilakukan oleh siswa sekolah dasar.
Plt Gubernur Riau, SF Hariyanto yang mendapat kabar miris ini langsung memanggil Pemkot Pekanbaru untuk meminta penjelasan terkait peristiwa tersebut. "Kita akan tanyakan ke Pemko Pekanbaru, apa yang sebenarnya ke terjadi dan bagaimana kronologinya (kasus bullying)," kata SF Hariyanto, Selasa (25/11/2025).
Ia menegaskan, kasus serupa tidak boleh kembali terulang, terutama di lingkungan pendidikan yang seharusnya menjadi ruang aman bagi anak-anak saat berkembang dan belajar.
"Kita tak ingin ini (bullying) terjadi lagi. Sekolah itu tempat mencari ilmu, tempat seorang manusia bisa dididik menjadi lebih baik dan memiliki akhlak," tegasnya.