Kasus Keracunan Massal di Jabar, Gubernur Dedi Mulyadi Instruksikan Evaluasi Total Program Makan Bergizi Gratis
Daerah

Gelombang kasus keracunan makanan di Jawa Barat yang terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG) membuat Gubernur Dedi Mulyadi menyerukan penghentian sementara program tersebut.
Keputusan ini diambil setelah evaluasi bersama Badan Gizi Nasional (BGN) Jawa Barat menemukan celah besar dalam implementasi.
“Penghentian sementara program adalah keharusan, sambil memperketat langkah teknis dan administratif,” tegas Dedi di Bale Pakuan Pajajaran, Bogor, Senin (29/9/2025).
Baca Juga: Bocorkan ke Sherly Tjoanda, KDM Sebut Maula Akbar dan Putri Karlina Menikah 16 Juli
Meski begitu, keputusan final moratorium MBG masih menunggu persetujuan pemerintah pusat.
Menanti Perpres dan Satgas Khusus
Sambil menunggu terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) sebagai payung hukum, Pemprov Jabar akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) MBG tingkat provinsi. Satgas ini akan mengawasi seluruh rantai pelaksanaan, mulai dari bahan baku, proses masak, distribusi, hingga uji rasa untuk menjamin kualitas gizi dan keamanan pangan.
Baca Juga: Raffi Ahmad Dapat 300 Titik Proyek Dapur MBG? Ini Jawaban Kepala BGN
Lembaga Aduan di Setiap Daerah
mbg
Untuk meningkatkan transparansi, Pemprov Jabar menyiapkan lembaga pengaduan di setiap kabupaten/kota. Saluran ini memungkinkan guru, orang tua, maupun siswa melaporkan keluhan terkait kualitas maupun porsi makanan.
“Setiap aduan akan diperiksa auditor, dan jika terbukti ada pelanggaran, sanksi akan dijatuhkan, mulai dari administratif, pemberhentian, hingga pidana,” ujar Dedi.
Kasus Bandung Barat Jadi Peringatan Keras
Dedi Mulyadi (Instagram)
Keracunan massal di Bandung Barat menimpa 1.333 orang, termasuk siswa dan guru, hingga ditetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Insiden ini menjadi alasan utama evaluasi total MBG.
Pemprov kini mempercepat pembentukan Satgas, menyiapkan MoU, serta layanan aduan digital melalui media sosial dan pesan instan. Dedi juga mendorong agar dapur MBG ditempatkan di sekolah, sehingga pengawasan lebih ketat dan risiko kontaminasi bisa ditekan.
“Dengan dapur sekolah, kontrol langsung bisa dilakukan guru dan orang tua. Ini solusi jangka panjang agar MBG benar-benar aman dan bermanfaat,” tegasnya.