Badan Gizi Nasional Bentuk Dua Tim Investigasi Kasus Keracunan Makanan Program MBG
Nasional

Badan Gizi Nasional (BGN) membentuk dua tim investigasi untuk mengungkap kasus keracunan makanan Program Makanan Bergizi Gratis (BGN). Tim investigasi tersebut terdiri dari unsur Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Badan Intelijen Negara (BIN). Juga Tim Independen yang terdiri dari pakar berbagai disiplin ilmu untuk memberikan perspektif yang objektif dan komprehensif.
"Di tim investigasi ini kita bentuk dua. Dari dalam ada Deputi Tauwas, itu pemantauan dan pengawasan, nanti akan bekerja sama, di situ ada Kepolisian, BIN, Dinkes, BPOM, dan juga pemda setempat untuk mengadakan investigasi, " kata Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang.
Menurut Nanik, pendekatan multidisiplin ini diharapkan mampu mengungkap seluruh aspek penyebab keracunan, tidak hanya terbatas pada isu Standar Operasional Prosedur (SOP) yang selama ini diduga menjadi salah satu faktor utama. Nanik menekankan pentingnya peninjauan dari berbagai sisi.
Baca Juga: Bareskrim Polri Turun Tangan Asistensi Penyelidikan Kasus Keracunan Makanan MBG
Tim Independen Dalami Kasus Keracunan dari Januari-Septembet 2025
Tim independen yang dibentuk BGN ini beranggotakan para ahli kimia, farmasi, chef, serta pakar dari berbagai bidang keilmuan lainnya. Mereka bertugas mendalami secara spesifik 70 kasus keracunan yang dilaporkan terjadi sepanjang Januari hingga September 2025, yang berdampak pada ribuan penerima program MBG.
BGN mencatat, dari 70 kasus keracunan tersebut, 5.914 penerima MBG terdampak. Sebaran kasus mencakup wilayah I Sumatera dengan sembilan kasus (1.307 korban), wilayah II Pulau Jawa dengan 41 kasus (3.610 penerima), dan wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, Nusa Tenggara) dengan 20 kasus (997 penerima).
Penyebab utama keracunan yang berhasil diidentifikasi meliputi kontaminasi bakteri seperti E. Coli (air, nasi, tahu, ayam), Staphylococcus Aureus (tempe, bakso), Salmonella (ayam, telur, sayur), Bacillus Cereus (mie), serta Coliform, PB, dan Klebsiella dari air yang terkontaminasi.***