Kata Pakar soal Kecelakaan yang Tewaskan Vanessa Angel

Otomotif

Senin, 08 November 2021 | 00:00 WIB
Kata Pakar soal Kecelakaan yang Tewaskan Vanessa Angel

Forumterkininews.id, Jakarta – Beragam komentar dan analisis bertebaran di jagat maya terkait dengan insiden kecelakaan lalu lintas yang menewaskan artis Vanessa Angel (VA) dan suaminya Bibi Ardiansyah di Tol Jombang, Jawa Timur, pekan lalu.

rb-1

Tiga korban lain yang berada satu mobil dengan mereka, yakni anak pasangan ini, pengasuh, dan sopir selamat dari kecelakaan dan tengah menjalani perawatan akibat luka yang diderita.

Dan, seperti banyak diduga, dalam setiap persitiwa kecelakaan yang melibatkan artis, atau pesohor lainnya, selalu saja mengundang keriuhan khususnya di media sosial dan media pemberitaan, serta keingintahuan masyarakat.

Baca Juga: Lalai saat Merawat Maradona, 8 Dokter Argentina Diseret ke Pengadilan

rb-3

“Wajar, karena pesohor memang mengundang rasa ingin tahu yang besar dari khalayak alias kekepoan warganet,” kata Karman Mustamin, praktisi otomotif yang juga pendiri Smart Driving Institute sekaligus instruktur Defensive Driving.

Insiden kecelakaan yang melibatkan artis VA dan suaminya, memang tak kalah hebohnya. Lalu mayoritas warganet secara aklamasi menyebutkan, ini kesalahan pengemudi. “Kecepatan tinggi aja udah salah. Ini ditambah main HP pula.” Begitu inti dari banyak komentar netizen.

Lalu, banyak yang percaya dan ikut menghujat. Ini, jelas karena minimnya literasi masyarakat kita. Mereka yang berkomentar miring tentang tol ini, sepertinya lupa atau memang tidak tahu, bahwa dalam pembangunan tol itu ada yang disebut kecepatan rencana.  Nah, ini menjadi acuan penyelenggara tol untuk membuat kecepatan maksimum yang aman di ruas tol.

Baca Juga: Azis Syamsuddin: Uang untuk Robin sebagai Pinjaman

Menurut Karman, dalam ulasan yang dibagikan lewat akun twitter-nya @karman_mustamin, kecepatan tinggi, memang dominan menjadi pemicu kecelakaan. “Speed will kill you.. Begitu kira-kira. Apalagi bila itu ditambah hal lain, misalnya sambil main HP. Sudah pasti, konsentrasi pengemudi akan terdistraksi,” Karman menambahkan.

Baca juga: Artis Vanessa Angel dan Suami Tewas Kecelakaan di Tol Nganjuk

Padahal kata para praktisi defensive driving, aktivitas mengemudi itu sifatnya full time job. Artinya, kegiatan mengemudi itu nggak bisa disambi dengan kegiatan lainnya.

Bagaimana dengan dinding beton sebagai pembatas? Jelas, menurut Karman, mereka yang menyalahkan dinding beton ini miskin literasi dan tidak tahu bahwa benda yang dia maksud itu adalah Jersey Barrier.

Sejarah lahirnya Jersey Barrier sendiri cukup panjang sebelum dinyatakan proven sebagai metode yang aman dibanding penggunaan lahan rumput yang cekung sebagai pembatas median ruas tol.

Lalu, kembali ke soal perubahan mindset dan attitude pengemudi, memang ini memerlukan waktu panjang untuk menanamkan kesadaran bahwa dalam berkendara atau mengemudi faktor paling penting itu adalah keselamatan.

Dan, kalau ini disepakati, berarti pula seorang pengemudi harus mampu menyingkirkan berbagai macam driving distraction. Distraksi paling dominan di sini yakni dari aspek visual, manual dan cognitive.

Baca juga: Sopir Vanessa Angel Diduga Mengantuk

“Kecepatan tinggi secara otomatis melibatkan gabungan 3 (tiga) distraksi yang saya sebutkan di atas. Dan, boleh jadi kalau memang driver artis VA bermain gawai, jelas dia menciptakan visual distraction dengan level paling tinggi dibarengi turunnya konsentrasi pada pekerjaan mengemudi,” ungkapnya.

Sampai di sini, Karman melanjutkan, rumus-rumus dan hukum mengemudi dalam ilmu defensive driving berperan penting mengubah mindset dan attitude tadi dalam kerangka zero accident. Tapi untuk menuju ke zero fatality, juga diperlukan kerja sama semua stake holder yang terlibat dalam kegiatan berlalu lintas.

Pabrikan atau produsen mobil, terus mengembangkan 2 aspek penting dalam proses rancang bangun kendaraan. Aspek active safety untuk mencegah terjadinya accident dan aspek passive safety untuk mereduksi fatality.

Baca juga: Polisi Beberkan Kenapa Vanessa Angel Bisa Terpental Keluar Mobil

Desain 3-box pada mobil penumpang adalah temuan cerdas dalam perancangan passive safety; dua bagian pada mobil (depan dan belakang) dirancang sebagai area lemah (crumple zone) untuk meredam efek benturan; satu bagian di tengah, menjadi passenger cell dengan konstruksi baja yang kokoh untuk melindungi penumpang dalam setiap kecelakaan.

Ini diperkuat lagi dengan temuan berbagai ragam airbags, side impact beam, mesin jatuh ketika terjadi tabrakan, kolom setir dan pedal-pedal di area kaki otomatis patah, dan banyak lagi upaya agar pengguna atau pengemudi bebas dari cedera dan fatality bila terlibat kecelakaan.

“Namun seperti yang saya utarakan, upaya meminimalkan korban dan mewujudkan zero fatality ini harus melibatkan semua stake holder,” kata penulis dan wartawan spesialis otomotif ini.

Ditambahkan Karman, penyedia sarana jalan (terutama jalan tol), juga dituntut memberikan kontribusi pada aspek keselamatan (ini tidak ada kaitan dengan permukaan jalan dari bahan beton, dinding pemisah, dll). Karena masalah tersebut sudah final melalui aturan batas kecepatan yang aman.

Namun harus diakui pula, masih cukup banyak detil penunjang jalan tol yang masih luput dari perhatian. Misalnya, ruas tol dengan kontur menurun panjang tapi tidak dilengkapi perangkat run off bagi kendaraan yang mengalami rem blong.

Bahkan, pada kasus artis VA, dari rekaman gambar terlihat ada bagian guard rail yang terdorong (karena tertabrak?) sehingga bagian beton jersey nongol dan saya tengarai sebagai eksekutor kerusakan parah pada sisi kiri mobil VA dan menghasilkan fatalitas pada 2 penumpang.

Alasan overspeed di sini bisa saja gugur, karena menabrak beton dengan offset kurang dari 10% pada kecepatan 60 kpj misalnya, bisa menghasilkan fatalitas.

Jadi jelas di sini, konsep zero accident harus dimulai dari pengemudi didukung piranti active safety pada kendaraan. Tapi ketika accident sudah terjadi (karena human error, dsb),  fase yang semestinya bekerja adalah peranti passive safety pada kendaraan dan di luar kendaraan.

Khusus passive safety seperti yang terjadi dalam kasus artis VA, memang terlihat sepele. Tapi itu harus dianggap sebagai ancaman bagi setiap pengguna tol. Terputusnya sambungan antara guardrail dan menghasilkan kenyataan nongolnya barrier, mestinya tidak terjadi lagi.

Tag Headline Kecelakaan Vanessa Angel Jalan Tol Pakar Otomotif

Terkini