Kemenkes Ajak Anak Muda Kendalikan Penyakit Berbahaya
Kesehatan

Forumterkininews Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sedang berupaya mengendalikan penyakit berbahaya yang ditimbulkan kandungan Gula, Garam, dan Lemak (GGL). Oleh karena itu, Kemenkes butuh kerja sama anak muda.
Hal itu diungkapkan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes Eva Susanti di Jakarta, Jumat.
"Strategi pengendalian konsumsi GGL membutuhkan kerja sama seluruh pemangku kepentingan. Termasuk komunitas masyarakat muda dan pihak swasta ataupun industri pangan," kata Eva.
Baca Juga: BPOM: 23 Obat Sirop Pasien Gagal Ginjal Aman, Ini Daftarnya
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan konsumsi garam yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kematian akibat jantung dan stroke, gula yang berlebihan berkontribusi pada obesitas dan dapat menyebabkan diabetes, lemak berlebih meningkatkan risiko penyakit jantung dan kematian.
Eva mengatakan sebanyak 28,7 persen masyarakat Indonesia melebihi ambang batas konsumsi GGL yang dianjurkan. Sekitar 53,5 persen populasi mengkonsumsi garam lebih besar dari batas wajar 2.000 miligram per hari.
Sedangkan populasi masyarakat yang mengonsumsi lemak melampaui batas aman 67 gram per hari sebesar 24,24 persen. Sekitar 5,5 persen masyarakat mengonsumsi gula lebih besar dari rekomendasi harian 50 gram.
Baca Juga: Ahli Uji Coba Transplantasi Jantung dan Ginjal Babi ke Tubuh Manusia
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes menunjukkan prevalensi penyakit kardiovaskular seperti hipertensi meningkat dari 25,8 persen pada 2013 menjadi 34,1 persen pada 2018, Diabetes Melitus (DM) meningkat dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen.
Prevalensi penyakit DM menurut diagnosa dokter meningkat dari 1,2 persen menjadi 2 persen. Sementara penyakit gagal ginjal kronis dari 0,2 persen pada 2013 menjadi 0,38 persen pada 2018.
Data BPJS Kesehatan pada 2022 melaporkan terjadi peningkatan jumlah pembiayaan penyakit berbahaya yang menghabiskan anggaran hingga Rp24,06 triliun.