Kenali Dampak Gas Air Mata dari Tragedi Kanjuruhan
Kesehatan

Forumterkininews.id, Jakarta - Kerusuhan dan tembakan gas air mata di Stadion Kanjuruhan Malang menyebabkan ratusan pendukung Arema FC meninggal dunia, Sabtu (1/10). Dilansir dari Kompas, hingga Selasa ini korban mencapai 450 orang.
Gas air mata sendiri disebut CS dengan rumus kmia 2-Clorobenzalden Malononitril. Ini merupakan salah satu senjata kimia yang digunakan untuk melawan musuh, menghadapi hewan berbahaya, bahkan bisa untuk melindungi diri.
Namun, gas air mata juga dapat dibuat menggunakan bahan Oleoresin Capsicum (OC) yang biasanya terdapat pada paprika merah dan hijau sebagai bahan utamanya. Senyawa lain yang digunakan atau disarankan untuk digunakan adalah bromoacetone, benzyl bromide, ethyl bromoacetate, xylyl bromide, dan α-bromobenzyl cyanide.ÂÂ
Baca Juga: BPOM: 23 Obat Sirop Pasien Gagal Ginjal Aman, Ini Daftarnya
Sedangkan kandungan gas air mata yang digunakan pada perang “Battle of the Frontiers†yang dilansir dari laman situs Encyclopedia Britannica mengatakan bahan utama dalam gas air mata adalah halogen sintetis. Yaitu cairan yang bisa ditembakkan lewat beberapa senjata seperti granat dan spray.
Mata dan sistem pernafasan adalah target utama paparan gas air mata. Selain perih, gas air mata menimbulkan iritasi mata dan saluran pernapasan. Kondisi ini terjadi kurang lebih dalam 20–60 detik.
Efek pada mata termasuk nyeri, blepharospasm (kondisi dimana kelopak mata berkedip), fotofobia , konjungtivitis (mata merah akibat peradangan), dan injeksi scleral, edema periorbital (mata berkantung), eritema kelopak mata dan lakrimasi (menghasilkan air mata). Beberapa ahli berpendapat, kandungan dalam gas air mata bisa juga menyebabkan lecet pada kornea.
Baca Juga: Ahli Uji Coba Transplantasi Jantung dan Ginjal Babi ke Tubuh Manusia
Sedangkan pada organ pernafasan, setelah terhirup maka efeknya bisa berupa perih atau sensasi terbakar di hidung. Sesak dan nyeri di dada, perih tenggorokan, sesak napas, batuk, bersin dan kesulitan bernapas. Air liur yang terkontaminasi dan tertelan dapat menyebabkan ketidaknyamanan epigastrium (rasa sakit di ulu hati), mual, muntah dan diare.