Kenalkan Publik dengan Pahlawan Nasional Agar Bisa Meneladani

Daerah

Sabtu, 11 November 2023 | 00:00 WIB
Kenalkan Publik dengan Pahlawan Nasional Agar Bisa Meneladani

Forumterkininews.id, Jakarta - Pemerintah baru saja menetapkan enam pahlawan nasional bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan 10 November. Untuk bisa meneladaninya, sosok itu perlu publik kenali.

rb-1

Sejarawan Indonesia, Asep Kambali mengapresiasi adanya penetapan dan pemberian gelar pahlawan kepada enam pejuang. Ia menilai, gelar itu pantas mereka terima.

Komposisinya juga menarik ada dua ulama, dua raja, satu anak raja dan satu jurnalis.

Baca Juga: Kejagung Desak Polri Limpahkan Berkas Nurhayati

rb-3

Mereka antara lain Ida Dewa Agung Jambe, Bataha Santiago, M Tabrani, Ratu Kalinyamat, Abdul Chalim dan Ahmad Hanafiah.

Pemberian gelar pahlawan ini berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 115-TK-TH-2023 tertanggal 6 November 2023.

"Walaupun perjuangan mereka pada tahun 1700an atau 1800an untuk wilayahnya tapi konsepnya adalah perjuangan mengusir penjajah dan inginkan kemerdekaan," kata Asep kepada Forumterkininews, Sabtu (11/11).

Baca Juga: Pelari Lintas Alam Hilang di Gunung, Panitia Kerahkan 95 Personel Lakukan Pencarian

Sehingga setelah pemberian gelar, pemerintah provinsi terkait bisa mengenalkannya kepada masyarakat agar tahu dan bisa meneladani sosoknya.

"Biasanya hanya tahu cangkangnya saja. Bagaimana mau meneladani jika tidak mengenali nilai dan semangat perjuangannya," imbuhnya.

Pemerintah lanjutnya getol setiap tahun menetapkan gelar pahlawan tapi tidak dibarengi upaya komprehensif sosialisasi dan komunikasi ke masyarakat.

"Yang ada ditetapkan kemudian tenggelam," ujarnya.

Pengenalan ini penting, agar setiap generasi ketahui sosok pahlawan. Apalagi untuk penetapan seorang pejuang atau sosok penting lainnya menjadi pahlawan melewati banyak tahapan.

Mulai dari tahapan di kabupaten/kota hingga pusat pada Dewan Gelar Pahlawan. Syarat ketat lainnya untuk penetapan yakni, seseorang yang diusulkan sudah meninggal dan tidak bercela selama hidupnya.

Dengan rangkaian yang sangat panjang ini, generasi muda (generasi alfa dan stroberi) yang lahir tahun 2000 ke bawah harus mengenal sosok pahlawan.

Meneladani pahlawan tidak dengan angkat senjata tetapi harus mampu menangkap pesan dan semangat para pahlawan tersebut.

"Keinginan para pahlawan tentu kemerdekaan itu yang harus kita rawat dan pertahankan hari ini dan kita kembangkan serta majukan," tuturnya.

Sejarawan Indonesia, Asep Kambali. Foto: ANTARA

Perhatian Bagi Keluarga Pahlawan

Pendiri Komunitas Historia Indonesia ini mengingatkan selain menetapkan gelar pahlawan dan pemberian apresiasi, keluarga pahlawan juga jangan pemerintah lupakan.

Misalnya saja cucu pahlawan, tolonglah jika memang perlu pertolongan jika ada yang berjuang mencari pekerjaan atau perjuangan lainnya.

"Tidak hanya materi tetapi juga bisa berupa kebijakan yang sifatnya sangat membantu," ucapnya.

Beberapa waktu lalu, ada kebijakan salah satu Gubernur DKI Jakarta yang menghapus pajak bumi dan bangunan rumah keluarga pahlawan.

"Itu artinya negara harus turun dan beri perhatian nyata. Pemerintah provinsi di berbagai daerah juga harus memberikan perhatian serupa. Jika rumahnya bagus dan ada benda bersejarah dan memoriabilia, jadikan museum," paparnya.

Ia pun menyayangkan saat ini banyak orang yang hanya melihat sosok pahlawan adalah orang yang memanggul senjata. Berjuang untuk bangsa dan negara.

Berbagai profesi dengan pun bisa dapat gelar pahlawan. Asalkan memenuhi syarat, seperti telah meninggal dunia dan kiprah serta perjuangannya nyata.

Seperti WR Supratman dan Ismail Marzuki juga sosok pahlawan. Lagu-lagu perjuangan adalah karyanya. Jurnalis dan olahragawan atau profesi lainnya pun bisa menjadi pahlawan.

Tag Daerah Pahlawan Pahlawan Nasional Generasi Muda Bangsa Indonesia sejarawan

Terkini