FTNews – Untuk mengendalikan inflasi akibat melonjaknya sejumlah harga bahan pokok, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak melakukan operasi pasar.
Pengoptimalan operasi pasar dikhususkan untuk lima komoditas bahan pokok yang ada di 28 kecamatan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Orok Sukmana mengemukakan, lima komoditas bahan pokok tersebut, yakni beras, gula pasir, minyak goreng, terigu dan telur.
Orok mengemukakan, pelaksanaan kegiatan operasi pasar dijadwalkan mulai akhir Februari sampai pertengahan Maret 2024 di 28 kecamatan. Dalam operasi pasar tersebut ada 30 ribu paket dan masyarakat menerimanya 1 paket, seberat 5 kilogram.
Kelima komoditas bahan pokok itu seluruhnya untuk beras 150 ton, gula pasir 30 ton, minyak goreng 30 ribu liter, telur 3 ton dan terigu 30 ton.
Sementara itu, sejumlah harga bahan pokok kian melambung. Seperti harga beras medium KW 1, yang sebelumnya Rp 14.531, kini naik jadi Rp 15.277 per kilogram.
Kemudian beras medium KW 2, naik dari Rp 13.692 menjadi Rp 14.231 per kilogram dan beras medium KW 3 dijual Rp 13.115 dari sebelumnya Rp 12.585 per kilogram.
Ia juga memastikan, dengan melonjaknya harga bahan pokok itu dipastikan berdampak terhadap daya beli masyarakat, terutama berpenghasilan rendah.
“Dengan OP itu diharapkan harga bahan pokok kembali normal dan stabil,” kata Orok, Senin (12/2).
Dia mengemukakan, penyebab lonjakan harga bahan pokok di pasaran, akibat produksinya berkurang karena dilanda kemarau panjang sepanjang tahun 2023 dan juga faktor keterlambatan distribusi.
Lantaran itu, pemerintah daerah terus memaksimalkan pemantauan bahan pokok agar tak terjadi kekurangan pasokan yang bisa memicu kenaikan.
Selain itu, pihaknya menjalin koordinasi dengan instansi terkait, termasuk pengusaha distributor bahan pokok dan Perum Bulog.
“Saya yakin dengan koordinasi itu dinilai sangat efektif untuk memenuhi ketersediaan bahan pokok, sehingga dapat mengendalikan harga di pasaran,” ujarnya.