Ketamin, Obat Medis yang Berisiko untuk Kesehatan
Kesehatan

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan sebanyak 440 ribu vial ketamin yang didistribusikan selama tahun 2024. Sebanyak 152 ribu vial ketamin didistribusikan ke apotek umum, yang mana pembeliannya rentan dilakukan tanpa resep dokter.
Penyalahgunaan ketamin banyak dilakukan oleh anak usia sekolah, khususnya generasi Z dan Alpha. Padahal, ketamin seharusnya tidak bisa dikonsumsi sembarangan. Pasalnya, obat ini bisa menyebabkan halusinasi dan memiliki efek psikotropika.
Dilansir dari Web MD, Rabu (11/12), ketamin pertama kali diperkenalkan di Belgia pada tahun 1960 sebagai obat anestesi untuk hewan dan mendapatkan persetujuan FDA sebagai anestesi untuk manusia di tahun 1970.
Baca Juga: Ketamin Banyak Dikonsumsi Gen Z dan Alpha, Bisa Bikin Halusinasi
Awalnya, ketamin digunakan untuk merawat tentara yang terluka di medan perang Vietnam. Namun seiring waktu peran ketamin mulai berkembang.
Tenaga kesehatan mulai menyadari bahwa ketamin memiliki efek yang kuat terhadap depresi dan pemikiran untuk bunuh diri.
Ketamin dapat diberikan kepada pasien yang gelisah, membuka jalan bagi pemahaman baru terhadap potensi penggunaannya dalam pengobatan mental.
Baca Juga: Viral Pria Mengamuk, Telanjang, dan Sekap 3 Perempuan di Palangka Raya
Awalnya, ketamin dikembangkan untuk tujuan medis. Kemudian, ketamin mendapat reputasi sebagai obat klub dengan julukan seperti K, Special K, Super K dan Vitamin K.
Penggunaan ketamin di kalangan partygoers melibatkan penyuntikan, pencampuran dengan minuman, penyedotan atau ditambahkan pada rokok.
Efek samping ketamin termasuk perasaan tidak nyata atau halusinasi, distorsi visual dan sensorik, perasaan terdistorsi tentang tubuh, pikiran sementara yang tidak biasa dan euforia.
Walaupun kontroversial, perkembangan penggunaan ketamin dalam kontes terapi mental menunjukkan potensi untuk membuka pintu menuju penanganan depresi yang lebih efektif.
Dikutip dari The Center for Addiction and Mental Health, ketamin harus dikonsumsi di bawah pengawasan dokter. Jika tidak, maka akan ada beberapa risiko seperti penggunanya kesulitan berdiri dan merasa bingung mengenai sekitar mereka.
Selain itu, ketamin bisa membuat seseorang tidak dapat menahan serangan seksual. Ketamin juga bisa meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, yang dapat meningkatkan risiko stroke atau serangan jantung.
Ketamin juga bisa menyebabkan masalah kandung kemih seperti peningkatan kebutuhan buang air kecil dan mengeluarkan darah dalam urine.
Ketamin yang dijual di klub dapat dicampur dengan obat lain. Mengonsumsi ketamin dengan obat lain dapat menimbulkan efek yang tidak terduga dan berbahaya.
Mengemudi atau mengoperasikan mesin saat berada di bawah pengaruh ketamin dapat meningkatkan risiko cedera fisik pada pengguna dan orang lain.
Menurut Badan Pengawas Obat Amerika Serikat, ketamin adalah anestesi disosiatif yang memiliki beberapa efek halusinogen. Ketamin dapat mendistorsi persepsi penglihatan dan suara serta membuat pengguna merasa terputus dan tidak terkendali, serta dapat menyebabkan keadaan sedasi (merasa tenang dan rileks), imobilitas, terbebas dari rasa sakit dan amnesia.
Selama bertahun-tahun, banyak artis ternama terbuka mengenai penggunaan ketamin untuk mengobati kecanduan di masa lalu. Salah satu artis itu adalah Lamar Odom yang mengatasi masalah penyalahgunaan obat. Selain itu juga Sharon Osbourne yang mengalami kecemasan.
Artis internasional Mathhew Perry meninggal karena efek akut ketamin. Aktor 54 tahun itu ditemukan tertelungkup di bak mandi air panas atau jacuzzi yang bersebelahan dengan kolam renang di rumahnya di Los Angeles pada 28 Oktober 2023.
Menurut pemeriksaan medis, bintang serial Friends ini sedang menerima terapi infus ketamin sebagai pengobatan depresi. Sesi terakhirnya adalah 1,5 minggu sebelum dia meninggal.