Ketegangan di Timteng Memuncak, Jemaah Indonesia Terancam Batal Umrah

Nasional

Selasa, 24 Juni 2025 | 11:00 WIB
Ketegangan di Timteng Memuncak, Jemaah Indonesia Terancam Batal Umrah
Ilustrasi jemaah umrah Indonesia terancam gagal berangkat setelah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. [Instagram]

Ketegangan di kawasan Timur Tengah (Timteng) menyusul serangan balasan Iran ke Pangkalan Militer Amerika Serikat (AS) di Al Udeid, Qatar, Selasa (24/6/2025) ikut mengancam keberangkatan jemaah umrah asal Indonesia.

rb-1

Hal itu disampaikan Ketua Umum Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (HIMPUH), Muhammad Firman Taufik.

Dirinya mengatakan serangan rudal yang diluncurkan Iran ke wilayah Qatar mengakibatkan banyak maskapai dari dan ke Timteng membatalkan penerbangan mereka.

Baca Juga: Makin Brutal, Israel Kembali Tembaki Warga Gaza Saat Antre Bantuan, 30 Tewas 300 Orang Terluka

rb-3

Hal ini juga disebut berdampak pada beberapa penerbangan jemaah haji dan umrah asal Indonesia.

Firman menambahkan pembatalan atau penjadwalan ulang juga dapat terjadi sewaktu-waktu bagi calon jamaah umrah RI yang akan berangkat ke Arab Saudi, mengingat eskalasi dampak perseteruan Iran dan zionis Israel.

"Dampak terburuknya adalah ditutupnya wilayah udara Saudi baik secara temporer maupun jangka panjang," tandas Firman lewat keterangan tertulis.

Baca Juga: Konflik Iran vs Israel, Puluhan WNI Tertahan di 3 Negara Ini

Ia menegaskan, bahwa secara hukum, pembatalan atau penjadwalan ulang pemberangkatan ke Saudi di saat-saat seperti ini masuk dalam klausul force majeure.

Perlu Edukasi Kepada Jemaah Terkait Penjadwalan Ulang atau Pembatalan

Ketua Umum Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (HIMPUH), Muhammad Firman Taufik. [Instagram]Ketua Umum Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (HIMPUH), Muhammad Firman Taufik. [Instagram]

Firman berharap ke depan harus ada edukasi kepada jemaah terkait plan yang akan dijalankan mulai dari penjadwalan ulang hingga pembatalan, resiko biaya yang akan timbul, serta hal-hal lainnya dengan mengedepankan musyawarah dan mufakat.

"Gambarannya kurang lebih sama dengan yang pernah terjadi pada 2020 ketika secara mendadak Saudi menutup diri karena pandemi Covid-19," pungkas Firman.

Merespon situasi ini, Firman mengimbau bagi Anggota HIMPUH yg masih berada di Saudi dan akan kembali ke Jakarta agar terus menerus berkoordinasi dengan pihak maskapai penerbangan.

"Persiapkan langkah antisipasi, aturan intinya airlines punya kewajiban memulangkan. Jadi semisal delay pun airlines punya kewajiban untuk menyediakan akomodasi dan konsumsi," ujarnya.

Tetap Berkoordinasi dengan KBRI atau KJRI Setempat

Ilustrasi ketegangan di Timur Tengah usai Iran membalas Amerika Serikat dengan meluncurkan serangan ke pangkalan militer AS di Qatar. [Instagram]Ilustrasi ketegangan di Timur Tengah usai Iran membalas Amerika Serikat dengan meluncurkan serangan ke pangkalan militer AS di Qatar. [Instagram]

Bagi Anggota HIMPUH yang jemaahnya dalam proses pemulangan ke Indonesia dan masih berada di negara transit agar segera berkomunikasi dengan KBRI atau KJRI setempat.

"Laporkan manifes jemaah agar pemerintah tahu persis data-data jemaah. Sama seperti halnya mereka yang di Saudi, di negara transit pun airlines punya kewajiban memulangkan, serta memfasilitasi akomodasi dan konsumsi," jelas Firman.

Menurut Firman, saat ini masih terdapat jemaah haji Anggota HIMPUH yang berada di Saudi dan akan pulang mulai hari ini hingga 28 Juni mendatang.

Di antaranya ada yang akan melewati negara transit: Singapore, Oman, Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA).

Tag Amerika Serikat Iran Israel Ketegangan Timur Tengah Jemaah Umroh Indonesia Terancam Batal Berangkat

Terkini