Kisah Hidup Affan Kurniawan 21 Tahun Tewas Dilindas Rantis Brimob, Jadi Ojol Demi Hidupi 7 Anggota Keluarga

Demonstrasi di ‘Bulan Kemerdekaan’ 28 Agustus 2025, berujung pada tragedy memilukan tewasnya seorang driver ojol Affan Kurniawan dilindas Rantis Brimob di Kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat. Pria muda, 21 tahun, kelahiran Tanjung Karang, Lampung, 18 Juli 2004, kehilangan nyawa di tengah massa yang tengah berdemo.
Padahal Affan saat itu tidak sedang berdemo. Dia bukan bagian dari para pendemo. Ia di Kawasan itu sedang bekerja, mengantar pesanan.
Lalu kenapa dia berada di tengah jalan (tampak di video)?
Baca Juga: Affan Kurniawan Tewas Dilindas, ACAB 1312 Viral Lagi: Bintang Emon Sentil Aparat
Rupanya, saksi mata menyebut seperti yang lainnya saat massa kocar kacir melarikan diri, Affan pun berusaha menyelamatkan diri dan saat itu dia terjatuh. Bersamaan dengan itu, Rantis Brimob yang ngebut langsung menghantamnya.
Massa yang kocar kacir pun kembali ke jalan menghentikan Rantis Brimob yang sempat berhenti. Namun kemudian mobil itu kembali jalan, tak memperdulikan Affan yang sekarat.
Berikut ini, entah siapa yang menulis, Tragedi Affan muncul di laman id.Wikipedia.org dengan judul “Pembunuhan Affan Kurniawan”. Berikut paparannya.
Baca Juga: Biodata dan Profil Dansat Brimob Kombes Pol Henik Maryanto yang Dilempari Botol oleh Massa Pendemo
Kronologi Kejadian dan Sekilas Kehidupan Affan Kurniawan
Affan Kurniawan (meninggal 28 Agustus 2025) adalah seorang pengemudi ojek daring asal Indonesia. Ia meninggal dunia setelah ditabrak dan terlindas oleh kendaraan taktis jenis Barracuda milik Satuan Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Daerah Metro Jaya pada saat unjuk rasa di sekitar Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat.[2] Peristiwa ini mendapat perhatian luas dari masyarakat, media nasional, perusahaan transportasi daring dan Kepolisian.
Kehidupan pribadi
Screenshot 2025-08-29 133248
Affan Kurniawan yang tinggal bersama keluarganya di rumah kontrakannya di Jalan Tayu, Menteng, Jakarta Pusat, sehari-hari bekerja sebagai pengemudi ojek daring. Di kontrakan tersebut, ia tinggal tujuh anggota keluarga, termasuk diantaranya kedua orangtua, adik perempuan, dan kakaknya yang juga merupakan ojek daring. Sebelum bekerja sebagai pengemudi ojek daring, ia bekerja sebagai satpam di kawasan Menteng. Ia diketahui masih menjalankan pekerjaannya sebagai pengojek daring di hari unjuk rasa.
Kronologi
Pada malam hari 28 Agustus 2025, massa yang dipukul mundur oleh Brimob setelah berakhirnya batas waktu penyampaian pendapat di kompleks Gedung MPR/DPR RI masih melakukan perlawanan di Jalan Penjernihan I, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, tepatnya di depan Gereja Kristen Protestan Angkola Penjernihan di kawasan Pejompongan.
Beberapa saksi mata menyebut bahwa Affan ditabrak dan terlindas setelah jatuh akibat terpeleset saat berusaha menyeberangi jalan untuk menghindari situasi ricuh saat sebuah kendaraan taktis milik Brimob berjenis Barracuda melintas di jalan yang sama.
Dari video yang beredar di media sosial, kendaraan taktis lapis baja tersebut terlihat sempat berhenti setelah menabrak Affan, namun kemudian tetap melaju setelah dikerumuni oleh massa yang berusaha memukuli dan melempari mobil tersebut, hingga akhirnya melindas Affan hingga mengalami luka serius. Ia segera dibawa menuju Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), namun upaya penyelamatan medis tidak berhasil. Ia dinyatakan meninggal dunia beberapa saat kemudian.
Affan dimakamkan pada Jumat siang, 29 Agustus 2025, sekitar pukul 10.20 WIB di Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Pusat.
Selain Affan Kurniawan, dilaporkan bahwa terdapat korban lain bernama Moh Umar Amirudin, yang juga merupakan pengemudi ojek daring. Umar mengalami luka serius akibat peristiwa serupa.
Ia sempat dikabarkan meninggal dunia, namun informasi tersebut ternyata keliru. Hingga hari Jumat dini hari, 29 Agustus 2025, kondisi Umar sudah sadar meski masih merasa kesakitan dan menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Pelni, Palmerah, Jakarta Barat.
Sejumlah media menyebut bahwa keduanya berada di lokasi karena kebetulan melintas, bukan sebagai bagian dari peserta unjuk rasa.
Penyelidikan
Pada hari Kamis, 28 Agustus 2025, Kepala Divisi Divisi Profesi dan Pengamanan Polri, Irjen Pol. Abdul Karim, mengungkapkan bahwa Propam telah mengamankan tujuh anggota Brimob yang terlibat dalam penabrakan yang mengakibatkan Affan Kurniawan meninggal dunia pada unjuk rasa di DPR RI yang berujung pada kerusuhan.
Abdul Karim menyebutkan bahwa tujuh anggota Brimob tersebut di antaranya Kompol CDC, Aipda M, Bripka R, Briptu D, Bripda M, serta dua anggota lainnya, Baraka Y dan Baraka J.
Tanggapan Masyakarat
Kematian Affan mengundang reaksi keras dari pengemudi ojek daring dan masyarakat luas. Setelah kejadian penabrakan tersebut, massa dari pengemudi ojek daring mendatangi Markas Satuan Brigade Mobil Polda Metro Jaya yang berada di Jalan Kwitang Raya, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat untuk menuntut tanggung jawab instansi yang telah melindas Affan hingga meninggal dunia.
Salah satu petugas yang berjaga di markas tersebut telah memberikan permintaan maaf kepada massa atas kejadian ini.
Namun demikian, massa yang semakin mengerubungi Mako Brimob PMJ membuat aparat memaksa untuk membubarkan massa. Kericuhan berlanjut hingga Jumat dini hari dan berimbas pada perusakan bangunan dan mobil di sepanjang Jalan Kwitang Raya, termasuk sebuah pos polisi di Simpang Lima Senen.
Kepolisian
Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Abdul Karim memerintahkan jajarannya beserta Brimob untuk segera memulai proses penyelidikan terhadap tujuh anggota kepolisian yang berada di dalam kendaraan taktis yang menabrak Affan dan Umar. Ketujuh terduga pelaku yang merupakan bagian dari satuan Brimob Polda Metro Jaya tersebut telah diamankan kepolisian untuk proses penyelidikan.
Komisi Kepolisian Nasional
Komisi Kepolisian Nasional melalui salah satu anggotanya, Mohammad Choirul Anam, meminta kepolisian untuk transparan dan adil dalam menangani kasus kematian dua pengemudi ini, dan memberikan sanksi tegas bagi anggota yang terlibat.
Perusahaan Ojek Daring
GoTo Gojek Tokopedia yang menaungi Affan menjadi mitra Gojek menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban. Pihaknya juga mempersiapkan santunan untuk keluarga korban. Di sisi lain, Grab Indonesia mengajak masyarakat untuk menjaga empati dan suasana tetap kondusif pasca-wafatnya Affan. Diketahui, mitra ojek lain yang mengalami luka, Umar Amaruddin, masih aktif bekerja di Grab pada hari kejadian. ***
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Pembunuhan_Affan_Kurniawan