Kisah Tragis Bashir, Warga Gaza yang Bayar Rp23,4 Juta untuk ke Indonesia tapi Terdampar di Afrika Selatan
Kisah memilukan datang dari Bashir, seorang warga Gaza yang menjadi satu dari 153 pengungsi Palestina yang terdampar secara misterius di Afrika Selatan.
Bashir mengungkap perjalanan penuh tipu daya yang berawal dari harapan untuk bisa mengungsi ke Indonesia, tetapi berakhir menjadi drama internasional.
Kepada Anadolu, Bashir menceritakan bahwa ia menemukan sebuah organisasi bernama Al Majd Eropa, berbasis di Yerusalem Timur, yang menawarkan jalur keluar menuju Jakarta.
Baca Juga: Afsel Seret Israel ke Mahkamah Internasional, Indonesia Perlu Ambil Langkah Serupa?
Melalui akun Facebook organisasi tersebut, Bashir dihubungkan dengan seorang pria bernama Moayad, yang mengaku warga Palestina yang tinggal di Indonesia dan menjadi perwakilan keluarga-keluarga Gaza.
Bashir pun tergiur. Meski hanya memiliki 1.600 dolar AS, ia tetap membayar 1.400 dolar AS (Rp23,4 juta) untuk kursi pesawat menuju Indonesia.
Uang itu ia transfer ke rekening seseorang dari keluarga Zaqout di Gaza. “Hidup kami di Gaza seperti neraka. Jadi saya membayar uang itu,” ucap Bashir.
Baca Juga: Pakar Sebut Varian Omicron Berpotensi Gantikan Delta
Perjalanan yang Dikendalikan Tentara Israel
Pengungsi warga Gaza. [Instagram]Setelah mentransfer uang, Bashir menerima serangkaian instruksi: mulai dari titik kumpul di Khan Younis, menuju sebuah restoran, hingga naik bus ke perbatasan Kerem Shalom.
Namun setibanya di sana, tak ada satu pun perwakilan Al Majd. Perjalanan mereka sepenuhnya dikendalikan oleh tentara Israel, yang kemudian membawa mereka ke Bandara Ramon.
Meski merasa janggal, Bashir masih percaya tujuannya adalah Jakarta.
Tujuan Diubah Diam-Diam: Mendarat di Afrika Selatan
Kamp pengungsi. [Instagram]Kejutan pahit pun datang. Rombongan diberi tahu bahwa otoritas Palestina telah menghentikan izin perjalanan ke Jakarta.
Tanpa pemberitahuan, pihak penyelenggara mengubah tujuan penerbangan. “Mereka mengubah tujuan ke Afrika Selatan dan mereka tidak memberi tahu kami,” ujar Bashir.
Perjalanan itu membawa mereka dari Israel ke Nairobi, Kenya, lalu dilanjutkan ke Afrika Selatan.
Setiba di Afrika Selatan, para pengungsi menerima detail hotel melalui WhatsApp dan menginap selama seminggu.
Situasi membingungkan itu akhirnya mendapat perhatian organisasi amal Gift of the Givers, yang memberikan bantuan kepada mereka.
Namun drama belum berakhir. Putri Bashir, yang menyusul kemudian, mengalami nasib lebih buruk: ia diinterogasi polisi Afrika Selatan selama 15 jam dan hampir dipulangkan ke Kenya.
Presiden Afrika Selatan Perintahkan Investigasi
Pengungsi Palestina terdampar di Afrika Selatan. [X]Pihak berwenang Afrika Selatan mencurigai penerbangan tersebut sebagai bagian dari upaya sistematis untuk “mengeluarkan” warga Palestina dari tanah mereka.
Bahkan Presiden Cyril Ramaphosa memerintahkan investigasi khusus. Meski begitu, pemerintah Afrika Selatan akhirnya memberikan izin tinggal bebas visa 90 hari bagi 153 warga Palestina tersebut.