FTNews – Pesawat Singapore Airlines dengan kode penerbangan SQ321 mengalami turbulensi di Cekungan Irrawaddy di Myanmar, Senin (21/5). Akibatnya, pria asal Inggris jadi korban meninggal Singapore Airlines.
Dari video yang beredar, kabin pesawat porak-poranda akibat turbulensi setelah menabrak awan. Terlihat kerusakan terjadi di interior pesawat, kompartemen di atas hancur, hingga masker oksigen darurat menggantung dari langit-langit.
General Manager Bandara Bangkok Kittipong Kittikachorn mengatakan, seorang pria asal Inggris Geoff Kitchen (73) meninggal diduga serangan jantung. Saat ini korban tengah menjalani pemeriksaan soal penyebab pasti kematiannya.
Andrew Davies, seorang penumpang menceritakan korban meninggal Singapore Airlines duduk di bagian belakang. Davies sempat memberikan bantuan pada Kitchen sampai akhirnya tenaga medis datang memberikan CPR (resusitasi) untuk menyelamatkan nyawanya.
“Banyak orang membutuhkan bantuan, namun kami merawat pria ini dan saya membantu menggendongnya, mengeluarkannya dari kursi, dan kami membaringkannya di lantai sehingga beberapa profesional medis dapat melakukan CPR,” ucap Davies kepada CNN.
Davies sendiri kala itu hendak menuju Selandia Baru untuk urusan bisnis. Awalnya perjalanan tampak normal hingga peristiwa mengerikan pun terjadi. “Pesawatnya terasa seperti jatuh. Mungkin hanya berlangsung beberapa detik tetapi saya ingat dengan jelas melihat sepatu, tablet, ponsel, bantal, selimut, peralatan makan, piring, dan cangkir terbang di udara dan jatuh ke langit-langit,” jelasnya.
Korban meninggal Singapore Airlines hanya satu orang. Rumah Sakit Samitivej Srinakarin di Bangkok mengatakan sekitar 71 orang mengalami luka-luka, enam di antaranya luka serius. Mereka adalah warga negara Malaysia, Inggris, Selandia Baru, Spanyol, Amerika Serikat, dan Irlandia.
Singapore Airlines SQ321 membawa 211 penumpang dan 18 awak yang lepas landas dari Bandara Heathrow London sekitar pukul 22.30 waktu setempat.
