KPAI Minta Disdik DKI Buat SOP Kepulangan Siswa

Forunterkininews.id, Jakarta- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pendidikan DKI (Disdik) sudah kembali menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas siswa 100 persen.

Untui itu Disdik DKI mengikuti ketentuan SKB empat Menteri. PTM 100 persen diterapkan di seluruh jenjang satuan pendidikan.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti menilai Ibu Kota sudah siap menggelar PTM berkapasitas penuh. Hal ini dilihat dari capaian vaksinasi COVID-19 yang sudah tinggi.

“Capaian vakasinasi di DKI Jakarta pada anak usia 6-11 tahun dan 12 sampai 17 tahun di atas 90 persen. Sehingga kekebalan komunitas di sekolah bisa terbentuk,” kata Retno, Senin, (4/4).

SOP Kepulangan Siswa

Retno mengatakan, sekolah di Jakarta umumnya sudah punya SOP kedatangan siswa. Mulai dari pengecekan status vaksinasi, pengukuran suhu badan, penyediaan fasilitas cuci tangan, hingga pengecekan penggunaan masker pada siswa.

Namun, Retno menyatakan sekolah belum memiliki mekanisme kepulangan siswa setelah belajar di sekolah. Padahal, kata dia setelah jam pulang sekolah, ada risiko kerumunan yang terjadi.  kKususnya pada area penjemputan siswa.

“Saat pengawasan, terjadi penumpukan penjemput ketika pulang sekolah, terutama di jenjang SD. Selain itu, orang tua yang tidak bisa menjemput, memesan ojek online, karena supir ojol tidak tahu anak yang dijemput, maka para supir ojol turun dari motor dan ke pintu gerbang untuk bertanya pada petugas sekolah,” urai Retno.

Karenanya, Retno meminta Dinas Pendidikan DKI mendorong sekolah untuk membuat SOP kepulangan siswa. Seperti pengaturan jam pulang siswa. Hal ini dilakukan agar saat kepulangan tidak terjadi kerumunan.

“Dibuat jeda waktu pulang siswa pada tiap kelas, sehingga tidak berbarengan. Hal ini untuk menghindari penumpukan,” ungkap Retno.

BACA JUGA:   Jokowi Terus Operasi Pasar Sampai Harga Beras Turun

Selain itu, Retno juga meminta adanya koordinasi antara sekolah dan orangtua dan masyarakat sekitar sekolah untuk memastikan anak-anak tetap menerapkan protokol kesehatan dan tidak berkumpul seusai jam sekolah.

Mengingat, dalam penerapan PTM 100 persen pada Januari lalu, KPAI menemukan ada sejumlah siswa SMA yang nongkrong di tempat tertentu usai pulang sekolah. Kebetulan, sekolah itu terletak dekat tempat tongkrongan anak-anak muda.

“Perlu ada kerja sama yang baik antara para wali kelas dan para orang tua untuk memastikan anak-anaknya langsung pulang ke rumah usai jam belajar,” imbuhnya.

Artikel Terkait