Liana Tasno, Sosok Wanita Cantik di Balik Keberhasilan PSIM Yogyakarta Promosi Liga 1
Olahraga

PSIM Yogyakarta berhasil meraih mimpinya berada di kasta teratas sepakbola tanah air. Penantian panjang selama 19 tahun itu kini dibayar lunas.
PSIM memastikan tiket promosi Liga 1 musim depan setelah berhasil menaklukan PSPS Pekanbaru dengan skor 2-1.
Siapa sangka keberhasilan PSIM ternyata ada keterlibatan sosok wanita cantik di belakangnya.
Baca Juga: Gara-Gara Beckham Belum Bayar Denda, Bonus Raffinha Sebagai Pemain Terbaik Liga 2 Belum Cair
Siapa lagi kalau bukan Liana Tasno. Sebagai direktur utama, Liana Tasno memiliki andil besar membawa PSIM merengkuh mimpi yang lama tertunda.
FT News coba mengajak pembaca untuk mengenal lebih dalam akan sosok Liana Tasno, wanita pertama di Indonesia yang mengkomandoi sebuah klub sepak bola.
Liana Tasno merupakan darah cantik kelahiran 19 Juli 1983. Wanita penyuka olahraga ini ternyata sudah tak asing dalam dunia sepakbola.
Baca Juga: Besok, PSPS Pekanbaru Vs PSIM Yogyakarta Laga Penentu Promosi Liga 1
Sebelum menjabat sebagai Direktur Utama PSIM Yogyakarta, Liana Tasno sudah malang melintang di dunia sepakbola.
Dirinya sempat menduduki kursi manajer brand dan komunikasi di tubuh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Mantan bidadari PSSI ini juga lulusan dari Universitas Tarumanegera dengan gelar Gelar Magister yang berfokus pada Pemasaran/Pemasaran Strategis.
Liana mengaku jika dirinya menjabat sebagai Plt Dirut PSIM Yogyakarta pada awal tahun 2023, kemudian diberi kepercayaan penuh sejak bulan lalu.
Menjabat Direktur Utama, pekerjaan Liana Tasno di Laskar Mataram meliputi pengembangan bisnis, direct football, keuangan, operasional tim, hingga marketing
Menariknya lagi, Liana Tasno menjadi perempuan pertama yang berdiri di pucuk pimpinan PSIM.
Ia juga tak menampik jika kini ia bekerja di lingkungan yang sangat maskulin. Namun anggapan bahwa perempuan sebagai manusia kedua di industri sepak bola bagi Liana tidak berlaku.
"Menurut saya berhadapan dengan laki-laki di pekerjaan ini tak jadi kendala, yang jadi masalah utama adalah kemampuan bekerja, punya kompetensi tidak dalam berpikir, dalam mengimplementasi strategi, menguasai administrasi, atau melakukan negosiasi," kata Liana mengakhiri.