Makna Dibalik Pernak-pernik, Buah dan Makanan Khas Imlek
Lifestyle

Para pedagang di kawasan pecinan ramai menjual aneka ragam pernak-pernik, buah hingga makanan khas Imlek yang biasa dibeli warga keturunan Tionghoa dalam menyambut Tahun Baru China atau Imlek.
Seperti di kawasan Glodok, Jakarta Barat. Kawasan ini dikenal sebagai Chinatown tertua di Indonesia. Banyak penjual menjajakan barang-barang maupun makanan khas Imlek menjelang perayaan Tahun Baru China 2576 Kongzili/Imlek 2025.
Di antara barang-barang yang dijajakan ada jeruk mandarin, lampion, amplop angpau, dan gantungan berbentuk lambang shio.
Baca Juga: Ahok Ucapkan Selamat Imlek: Semoga Setiap Tahun Selalu Ada Rezeki
Pakar Feng Shui, Yulius Fang mengatakan, barang-barang khas Imlek melambangkan harapan-harapan baik pada tahun baru.
"Semua penerapan ini adalah bagian dari budaya Tionghoa, memulai tahun baru dengan hal yang baik, untuk harapan setahun ke depan yang lancar dan harmonis," jelasnya, dikutip Selasa (28/1/2025).
Berikut makna dibalik pernak-pernik, buah dan makanan khas Imlek:
Baca Juga: Yu Sheng Asinan Khas Imlek, Begini Cara Buatnya!
Lentera Bundar
Lentera berwarna merah menyala ini biasanya digunakan untuk menghias rumah.
Makna dibaliknya adalah melambangkan reuni keluarga, kebahagiaan, hidup yang cerah, vitalitas, kesempurnaan, kemakmuran bisnis, dan kekayaan.
Bunga Krisan
Bunga ini dianggap sebagai simbol umur panjang, kekayaan, serta harapan untuk masa pensiun yang damai.
Bunga krisan yang berwarna kuning, seperti warna emas, dikaitkan dengan kekayaan.
Jeruk Mandarin
Buah yang biasa disajikan untuk keluarga pada perayaan Imlek tersebut dianggap sebagai lambang kekayaan. Antara lain karena warnanya kekuningan seperti warna emas.
Kata jeruk dalam bahasa Mandarin mempunyai sifat homofon. Aksara Mandarin untuk jeruk adalah 橙 (chéng), sama lafalnya dengan 成 (chéng) yang artinya sukses atau berhasil.
Aksara Mandarin lain untuk jeruk yaitu 桔 (jú), yang lafalnya hampir sama dengan 吉 (jí) yang artinya beruntung.
Apel Merah
Selain jeruk mandarin, buah apel merah juga biasanya disajikan pada perayaan Imlek. Dalam bahasa Mandarin buah apel disebut 苹果(píng guǒ).
Aksara 苹(píng) pada kata apel memiliki lafal yang sama dengan aksara 平 (píng) yang bermakna aman, damai, tenang, dan tenteram.
Sementara warna merah dianggap sebagai lambang keberuntungan, energi, vitalitas, dan kebahagiaan.
Kue Nastar
Kue nastar yang berisi selai nanas umum disuguhkan pada perayaan Imlek.
Dalam dialek Hokkien, nanas disebut Ong Lai yang memiliki pelafalan sama dengan 旺来 (wàng lái) yang bermakna kemakmuran dalam Mandarin.
Lapis Legit
Lapisan-lapisan pada kue Lapis Legit dianggap sebagai lambang kelipatan rezeki. Semakin banyak lapisan kue, harapannya semakin berlipat-lipat rezeki yang bisa didapatkan.
Kue Keranjang
Kue manis yang terbuat dari beras ketan dan gula ini menjadi sajian makanan khas Imlek yang paling umum dijumpai saat perayaan Imlek.
Dalam bahasa Mandarin kue keranjang disebut 年糕 (nián gāo). Lafalnya sama dengan 年高 (nián gāo). 年(nián) artinya tahun dan 高 (gāo) artinya tinggi.
Karena itu, makna dibalik kue keranjang yakni sebagai lambang pendapatan yang lebih tinggi atau posisi jabatan lebih tinggi atau kemakmuran yang meningkat.