Manfaatkan Momen Lebaran Desa-desa di Bantul Gelar Kesenian Tradisi dan Lomba untuk Jaga Silaturahmi
Jawa Tengah

Pada hari keempat Idul Fitri 1446 H, Rabu (3/4) yang berbarengan dengan momen libur lebaran dimanfaatkan beberapa desa di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar berbagai pertunjukan upacara adat, kesenian tradisi sampai berbagai lomba untuk menjaga silaturahmi.
Tak hanya dinikmati warga, berbagai acara ini menjadi hiburan bagi pemudik Dusun Mangiran di Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, menggelar acara budaya tahunan bertajuk Bakda Mangiran.
Sedangkan di Dusun Kembanggede, Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan menggelar berbagai lomba yang diikuti seluruh warga maupun pemudik. Dari lomba yang dikhususkan anak-anak hingga ditutup dengan panjat pinang pada Rabu sore.
Baca Juga: Perhatikan Ini! Penting buat Pemudik Berkendaraan Pribadi
Tradisi yang telah berlangsung sejak tahun 1930-an ini mencakup berbagai pertunjukan seni, doa bersama, dan pembagian hasil bumi, yang bertujuan untuk mempererat silaturahmi antarwarga serta melestarikan budaya lokal.
Pendamping Desa Kebudayaan Trimurti, Purwantono menerangkan gelaran budaya ‘Bakda Mangiran’ adalah ajang tahunan yang berlangsung empat hari mulai pada H-1 Idul Fitri dan di hari kelimanya ditutup doa bersama.
“Tradisi ini sudah dimulai sejak 1930-an dan sudah ditetapkan menjadi Warisan Tak Benda oleh Kementerian Kebudayaan sejak 2024,” katanya.
Baca Juga: Begini Cara Pendaftaran Mudik Gratis 2025 di BUMN
Tradisi Bakda Mangiran telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Kebudayaan sejak tahun 2024, menegaskan pentingnya acara ini dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal.
Dalam sejarahnya, Bakda Mangiran awalnya berupa pertunjukan seni tradisional selama empat malam berturut-turut.
Namun lambat laun, acara tahunan ini berkembang pesat dengan kehadiran penjual dan berbagai hiburan malam. Purwantono menyatakan, tak hanya sebagai upaya menjaga tradisi dan silaturahmi bagi warga.
Acara tahunan ini juga memutar roda perekonomian yang setiap tahunnya mencapai Rp1 miliar.
Sedangkan di Dusun Kembanggede, berbagai perlombaan yang mempertemukan warga desa dengan pemudik rutin dilaksanakan di H+4 setiap tahunnya sejak 1970-an.
Untuk anak-anak diselenggarakan lomba ketangkasan dan sore harinya ditutup lomba panjat pinang dengan total hadiah mencapai Rp2 juta.
Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, Imam Pratanadi saat dihubungi mengapresiasi berbagai gelaran kesenian tradisi maupun kegiatan di pedesaan.
Menurutnya hal ini akan menjadi nilai tambah bagi pariwisata karena akan menjadi hiburan alternatif bagi wisatawan selama libur lebaran.
“Besok juga akan digelar Festival Klangenan Bantul 2025, di Embung Imogiri 1, Dusun Karang Kulon, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri. Berbagai kegiatan ini terus kita promosikan ke wisatawan,” tutupnya.
Melalui kegiatan seperti Bakda Mangiran dan lomba-lomba di Kembanggede, masyarakat Bantul menunjukkan komitmennya dalam menjaga tradisi dan memperkuat silaturahmi, sekaligus mendukung perekonomian lokal melalui partisipasi aktif dalam acara budaya dan sosial.