Masuk Blacklist, Calon Haji dari Mataram Dideportasi Pemerintah Arab Saudi

Sandri Mursidin, seorang jemaah calon haji Indonesia embarkasi Lombok asal Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), dideportasi oleh Pemerintah Arab Saudi.

Kabar ini dibenarkan Kepala Bidang Haji Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag NTB Lalu Muhammad Amin.

Amin menjelaskan, Sandri Mursidin dideportasi lantaran memiliki catatan keimigrasian di pemerintah Arab Saudi.

Baca Juga: Jatuh ke Jurang 150 Meter, WNA Asal Portugal Tewas di Gunung Rinjani

"Berdasarkan nomor paspor X4582164, Mursidin dideportasi karena memiliki catatan imigrasi saat bekerja di Arab Saudi tahun 2019 silam," ujarnya, Rabu (7/5/2025).

Amin mengungkapkan, calon haji asal Mataram itu pernah kabur kabur saat bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Arab Saudi.

Alasannya, karena tidak cocok dengan majikannya. Sehingga visa yang bersangkutan ditahan oleh pemerintah Arab Saudi.

Baca Juga: Sengketa Lahan, Warga Gugat Pemerintah Provinsi NTB

"Akibat dari pelanggaran tersebut, namanya masih tercatat dalam daftar hitam imigrasi Arab Saudi," ungkapnya.

Kepala Bidang Haji Kanwil Kemenag NTB, Lalu Muhammad Amin (tengah). [Dok. Istimewa]

Amin menerangkan, Mursidin berangkat bersama Kelompok Terbang (Kloter) 4 pada Minggu (4/5/2025) lalu.

Setiba di Madinah, Mursidin langsung diamankan oleh petugas Arab Saudi.

"Calon haji ini diamankan karena memiliki catatan. Jadi masih masuk black list, sehingga pada saat haji visanya terdeteksi masuk blacklist, daftar hitam," kata Amin.

Menurutnya, masa blacklist visa di Arab Saudi berlaku 10 tahun.

Sehingga calon haji tersebut tidak diperkenankan masuk Arab Saudi untuk berhaji sebelum masa masuk daftar hitam-nya berakhir.

Ilustrasi suasana haji di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi. [Dok. Istimewa]

Amin mengatakan yang bersangkutan telah diterbangkan kembali ke Tanah Air dan telah tiba di Lombok pada Selasa (6/5) sore kemarin.

"Saat ini sedang dalam pendampingan oleh petugas dari Kemenag Kota Mataram," katanya.