Mendaur Ulang Sampah Plastik Menjadi 'Batu Bata'

Teknologi

Rabu, 21 Februari 2024 | 00:00 WIB
Mendaur Ulang Sampah Plastik Menjadi 'Batu Bata'

FTNews - United Nations Environment Programme (UNEP) mengatakan bahwa limbah plastik di laut akan meningkat hampir tiga kali lipat pada tahun 2040 nanti. 

rb-1

Pada tahun 2016, sampah plastik sudah ada sekitar 9-14 juta ton dan akan berpotensi menjadi 23-27 juta ton di tahun 2040.

Tentu ini menjadi ancaman seluruh negara di dunia, salah satunya adalah Indonesia. Sebab Indonesia merupakan salah satu negara dengan penghasil sampah plastik terbanyak di dunia.

Baca Juga: Sejumlah Karyawan Shopee Indonesia Terkena Efisiensi

rb-3

Dalam memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggunakan momen ini untuk menyadarkan masyarakat Indonesia akan permasalahan sampah plastik.

“Perlu perhatian dan kepedulian yang tinggi untuk mengatasi timbulan sampah tersebut karena volumenya cukup besar,” jelas Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati baru-baru ini.

“Sampah-sampah tersebut diharapkan tidak langsung dibuang ke TPA namun dapat dimanfaatkan untuk bahan baku daur ulang atau dapat digunakan kembali,” lanjutnya.

Baca Juga: Tinggalkan China, Apple Bakal Pusatkan Pembuatan di India

Sampah plastik adalah sampah anorganik di mana sampah tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai dengan alami. Karena laju penguraiannya yang lambat, sampah-sampah plastik akan terus menumpuk seiring berjalannya waktu.

Oleh karena itu, tidak banyak orang menggunakan kembali sampah plastik dengan fungsi yang berbeda. Salah satunya sebagai ecobrick.

Mengenal Ecobrick

Ilustrasi penggunaan ecobrick untuk mendirikan bangunan. Foto: Zero Waste Indonesia

Melansir Zero Waste Indonesia, ecobrick berasal dari kata “eco” yang artinya ramah lingkungan dan “brick” yang artinya bata. Oleh karena itu, kita dapat menyebut ecobrick sebagai bata ramah lingkungan.

Memiliki fungsi seperti batu bata, ecobrick dapat menjadi bahan alternatif dalam membangun sebuah bangunan.

Ecobrick merupakan botol plastik yang berisikan limbah anorganik lainnya secara padat. Botol plastik akan menjadi keras dan cukup kuat untuk mendirikan bangunan.

Banyak masyarakat seluruh dunia yang sudah menggunakan metode ini sebagai solusi permasalahan limbah plastik. Beberapa negara menyebut ecobrick sebagai bottle brick atau ecoladrillo.

Solusi ini tercipta karena masih banyak kemasan-kemasan produk yang menggunakan plastik. Oleh karena itu, kita tidak dapat meninggalkan plastik secara 100 persen karena hampir 90 persen produk-produk tersebut berkemasan plastik.

Sulitnya untuk reuse dan reduce sehingga ecobrick adalah salah satu solusi terbaik yang kita punya untuk mendaur ulang plastik.

Plastik yang memiliki sifat alamiah yang sulit terurai ini menjadi salah satu faktor mengapa hal ini dapat menjadi solusi.

Selain itu, dengan menjadikan sampah plastik sebagai ecobrick, dapat menghemat energi dan lebih ramah lingkungan daripada memasukkannya ke industrial recycle system.

Untuk pembuatan ecobrick, lebih baik menggunakan botol plastik yang berukuran 500 mililiter (ml). Lalu, botol ini akan diisi dengan sampah-sampah anorganik lainnya seperti aluminium bungkus makanan, label, dan lain sebagainya hingga padat.

Syarat untuk membuat ecobrick ini adalah botol harus dalam keadaan bersih dan kering, begitu pula dengan sampah anorganik lainnya yang mengisi botol. Hal ini untuk mencegah tumbuhnya bakteri di dalam botol ecobrick.

Selain itu, isi botol harus tidak memiliki rongga dan memiliki sifat padat seperti balok beton. Salah satu caranya untuk mengujinya adalah dengan menekan botol dari luar.

Jika ecobrick tidak kempes atau mengeluarkan bunyi, maka ini adalah ecobrick yang baik.

Tag Teknologi Lingkungan Sampah Plastik Hari Peduli Sampah Nasional Daur Ulang Plastik ecobrick

Terkini