Mengenal Jouhatsu, Praktik Bagaimana Orang-Orang Jepang Menghilang dari Kehidupan
Nasional

Diperkirakan 100.000 orang Jepang menghilang setiap tahun. Orang-orang itu sebagiannya diperkirakan melakukan praktik jouhatsu.
Lalu apa itu jouhatsu? Sebuah tradisi yang dipilih masyarakat Jepang, dibandingkan mengambil jalan bunuh diri yang sama banyaknya dilakukan akibat tekanan hidup atau sosial.
Pengertian
Baca Juga: Suzuki Alto Cuma Dibanderol Rp 100 Jutaan: Kapan Meluncur di Indonesia?
Jouhatsu secara harfiah berarti "penguapan" atau johatsu merujuk pada orang-orang di Jepang yang dengan sengaja menghilang dari kehidupan tanpa jejak.
Sebenarnya fenomena ini dapat dilihat di seluruh dunia, seperti Amerika Serikat, Britania Raya, dan Jerman. Namun, tampaknya lebih umum di Jepang mengingat faktor budaya tertentu.
Latar belakang
Baca Juga: Sedih Banget, WNI Jual Toyota Vellfire di Jepang Cuma Dihargai Rp 7 Juta
Budaya kerja keras serta kurangnya dukungan dari keluarga dan masyarakat diperkirakan telah berkontribusi pada peningkatan jouhatsu di Jepang.
Selain itu masalah kerasnya tekanan pekerjaan, kondisi finansial, dan tekanan sosial menjadi latar belakang terjadinya jouhatsu di Jepang.
Sejarah
Istilah jouhatsu mulai digunakan pada tahun 1960-an. Istilah ini digunakan dalam konteks seseorang yang memutuskan untuk melarikan diri dari pernikahan yang tidak bahagia daripada menjalani proses perceraian formal.
Selama tahun 1990-an, kejatuhan ekonomi Jepang, menyebabkan peningkatan dalam jouhatsu dan bunuh diri karena banyaknya karyawan yang kehilangan pekerjaan dan/atau memiliki hutang menumpuk.
Motivasi
Seseorang memutuskan menjadi jouhatsu karena sejumlah alasan, termasuk depresi, kecanduan, ketidakpantasan seksual, dan keinginan untuk terisolasi.
Dalam beberapa kasus, menjadi jouhatsu adalah cara untuk memulai awal yang baru. Ketika mereka menghilang, mereka dapat meninggalkan tempat tinggal, pekerjaan, keluarga, nama, bahkan penampilan mereka sebelumnya.
Ada bisnis di balik jouhatsu yang berkembang. Yaitu organisasi atau perusahaan yang membantu jouhatsu disebut yonige-ya yang berarti "toko pelarian di malam hari".