Mengkhawatirkan! Bunga Bermekaran di Antartika, Perubahan Iklim Nyata?

Forumterkininews.id, Jakarta - Antartika adalah benua paling selatan di dunia yang berisikan daratan beku dan dipenuhi dengan salju dan es. Kondisi iklim yang dingin menjadikan benua tersebut sulit menumbuhkan tanaman. Namun, sebuah studi baru menunjukkan bahwa Antartika dipenuhi bunga dan tanaman.

Hal tersebut tentunya mengkhawatirkan. Karena selama ini baru ada dua spesies tumbuhan yang mampu tumbuh dalam kondisi yang sangat dingin yaitu, Colobanthus dan Deschampsia. Keduanya tumbuh subur pada suhu di bawah nol derajat dan berhasil melakukan fotosintesis. Tumbuhan merupakan indikator terbaik dari respon ekosistem terhadap perubahan iklim.

Mengutip laman Ecoosfera.com, penelitian baru menunjukkan bahwa pertumbuhan dan penyebarannya telah mengalami perubahan selama 10 tahun terakhir karena suhu tinggi.

Baca Juga: Sikap Bijak Denny Sumargo saat Disebut dapat Ancaman dari Nikita Mirzani soal Podcast Lolly

Seorang Profesor Ekologi di Universitas Insubria, Nicoletta Cannone dan timnya menemukan populasi kedua spesies tumbuhan tersebut telah menyebar cepat ke seluruh benua.

"Hipotesis kami adalah perluasan mengejutkan tanaman ini terutama disebabkan oleh pemanasan udara musim panas," jelas Nicoletta yang dikutip dari Ecoosfera.com, Senin (25/9).

Nicoletta dan timnya menemukan Coloanthus telah tumbuh tiga kali lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Sedangkan, Deschampsia tidak mengalami percepatan pertumbuhan melainkan telah menyebar ke tempat lain yang lebih luas di Benua Antartika.

Baca Juga: WhatsApp Siapkan 3 Fitur Baru Sekaligus, Apa Saja Ya?

Hal ini adalah bukti bahwa telah terjadinya pemanasan global sehingga ekosistem di Antartika menjadi hal pertama yang mengalami percepatan respons.

Nicoletta juga memberikan peringatan bahwa pemanasan global di masa depan akan memicu perubahan yang signifikan pada ekosistem Antartika yang rapuh.

Nicoletta dan timnya juga mengamati bahwa telah muncul wilayah kehijauan di belahan bumi bagian utara yang seharusnya permukaan tertutup dengan salju.

Di sisi lain, sebuah studi jurnal Nature menemukan lapisan es Eurasia mengalami pemunduran hingga 2.000 kaki per hari pada pertengahan tahun 2023 kemarin. Perubahan ini telah jauh melampaui gletser yang pernah diteliti sebelumnya.

Adanya perubahan iklim yang terjadi ini, memberi tahu manusia tentang pentingnya tanggung jawab menjaga planet yang kita huni.