Menyambut Ramadan Ala Masyarakat Betawi dengan Tradisi Merang

FTNews - Masyarakat Indonesia memiliki berbagai macam tradisi dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Bahkan, setiap daerah bisa memiliki tradisi mereka sendiri untuk merayakan hadirnya bulan puasa.

Begitu pula dengan masyarakat Betawi, yang memiliki beberapa tradisi untuk menyambut datangnya bulan Ramadan. 

Salah satu tradisinya adalah melakukan tradisi Mandi Merang atau keramas Merang. Mereka melakukan tradisi ini saat menjelang bulan suci Ramadan.

Baca Juga: Aktris Prilly Latuconsina Utarakan Film “Gita Cinta dari SMA” Munculkan Perasaan Nostalgia

Dalam tradisi ini, masyarakat Betawi berbondong-bondong ke kali untuk mandi menggunakan merang. Merang sendiri adalah bekas tangkai padi yang sudah mengering.

Tangkai padi tersebut mereka bakar, lalu mereka rendam di dalam air. Setelah itu, mereka mengoleskan merang ke sekujur tubuh yang lalu mereka bilas dengan air.

Tradisi Merang. Foto: Jernih.co

Baca Juga: Taman Safari Indonesia Kembali Menggelar International Animal Photo and Video Competition

Pada zaman itu, sampo dan sabun cukup sulit ditemukan dan tidak populer. Oleh karena itu, mereka menggunakan merang sebagai gantinya.

Berdasarkan cerita Alwi Shahab di Republika, tradisi ini sudah ada sejak tahun 1950an di sungai-sungai di Jakarta dan sekitarnya. 

“Ada sesuatu yang unik yang kini sudah tidak terdapat lagi di Jakarta. Ketika itu, sehari menjelang bulan suci Ramadan, di sekitar getek-getek itu, para ibu, termasuk gadis-gadis, dengan berkemben melakukan siraman untuk membersihkan tubuhnya,” tulis Alwi Shahab.

Ia mengatakan pada kala itu sungai-sungai di Jakarta masih bersih, sehingga masyarakat dapat menggunakannya untuk mandi, mencuci, dan berwudhu.

Selain untuk membersihkan badan, Alwi juga mengatakan bahwa mandi merang ini juga sebagai simbol membersihkan hati sebelum berpuasa.

Tradisi ini sudah hampir mengalami kepunahan. Masyarakat Betawi yang melakukan tradisi ini berada di sekitar Sungai Cisadane, Tangerang.