Moeldoko: IKN Harus jadi Kawasan Ramah Anak dan Bebas Stunting

Forumterkininews.id, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menginginkan Ibu Kota Nusantara menjadi kawasan ramah anak yang bebas dari stunting atau kekerdilan, dan gizi buruk.
Hal ini disampaikannya dalam pertemuan dengan perwakilan organisasi PBB yang berfokus pada isu anak-anak atau United Nations Children's Fund (UNICEF) Indonesia di Gedung Bina Graha Jakarta, Kamis.
“UNICEF perlu memikirkan penguatan IKN khususnya melakukan perluasan pendampingan kepada pemerintah daerah di sekitaran kawasan Kabupaten Penajam Paser Utara. Jangan sampai nanti ada gizi buruk dan stunting di sekitar IKN,†kata Moeldoko dalam siaran pers di Jakarta, Kamis.
Baca Juga: KPAI Desak Usut Tuntas Tewasnya Satu Keluarga di Apartemen Teluk Intan
Dia mengatakan pemerintah sendiri sudah harus bekerja keras untuk mencapai target penurunan stunting seiring dengan target pembangunan IKN.
“Nanti harapannya, di tahun 2024 kita pindah ke IKN, sudah tidak ada lagi angka stunting dan gizi buruk,†ujarnya.
Optimisme Pemerintah
Baca Juga: Harga Daging Naik, Kementan Minta Satgas Pangan Telusuri Mafia Pangan
Lebih lanjut, Moeldoko berharap kampanye berskala besar terkait stunting bisa dilakukan UNICEF dengan KSP, BKKBN, Kemenkes dan sejumlah kementerian terkait guna menciptakan kesadaran di masyarakat.
Persoalan stunting, menurut Moeldoko, merupakan salah satu isu yang menjadi perhatian utama Presiden Joko Widodo.
Di awal pemerintahan Presiden Jokowi di tahun 2013, angka prevalensi stunting di Indonesia mencapai angka 37,2 persen.
Kebijakan penurunan stunting Presiden Jokowi menunjukkan hasil yang sangat baik dengan prevalensi stunting di tahun 2022 berada di angka 21,6 persen.
Pemerintah pun optimis menargetkan prevalensi stunting di tahun 2024 turun menjadi sebesar 14 persen.
UNICEF sendiri telah berkonsultasi dengan KSP sejak tahun 2017 terkait isu-isu imunisasi, vaksinasi. Unicef juga berkolaborasi dalam gugus tugas percepatan penurunan stunting yang diketuai Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Pasca pandemi, UNICEF berkomitmen membantu pemerintah Indonesia mengejar peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Dimana hal ini sempat tertinggal selama 2 tahun karena fokus pelayanan pandemi COVID-19.
“Seperti yang dikatakan Pak Moeldoko, UNICEF juga ingin IKN menjadi kota layak anak yang diakui dunia. Ini melalui penilaian Kota Layak Anak Tingkat Dunia atau Child Friendly Cities Initiatives (CFCI). UNICEF tertarik melanjutkan diskusi terkait ini, juga terkait digitalisasi data stunting demi mencapai target prevalensi stunting 2024,†kata Country Representative UNICEF Indonesia Maniza Zaman.
UNICEF mengatakan, Indonesia perlu menunjukkan upaya penanganan stuntingnya kepada dunia. Hal ini juga telah dilakukan empat negara dunia yakni Peru, Thailand, Vietnam dan Brazil. Dimana empat negara tersebut berhasil mendokumentasikan keberhasilannya menurunkan prevalensi stunting.