Musperin Perkenalkan Video Mapping: Lestarikan Warisan Budaya dengan Sentuhan Teknologi
Traveling

Museum Perkebunan Indonesia (Musperin) I Kota Medan, Sumatera Utara memperkenalkan seni media baru berupa video mapping yang merupakan hasil dari workshop para seniman di Kota Medan.
Video mapping merupakan teknik seni visual dan teknologi proyeksi yang mengubah permukaan objek tidak beraturan, seperti bangunan atau fasad, menjadi layar interaktif untuk memproyeksikan konten video atau animasi.
Baca Juga: Amankan Hari Raya Idul Fitri 1446 H, Polda Sumut Kerahkan 12 Ribu Personel dan Siapkan 167 Pospam
Mengambil tajuk Pameran Seni 'Jejak Tanam' Musperin I mengajak masyarakat mencintai warisan lewat pendekatan teknologi.
"Jadi ada satu tata pameran yang ditampilkan dalam bentuk instalasi seni dengan menampilkan 13 karya video mapping dari para seniman. Tentu saja kami merasa sangat gembira dan apresiatif terhadap kementrian kebudayaan yang telah memberikan bantuan yang sangat luar biasa untuk merubah satu tata pameran yang sudah menggunakan seni media baru dan ini tentu saja akan sangat disukai oleh para kawula muda dan juga masyarakat mulai dari anak anak. Karena apa yang ditampilkan itu juga ada sentuhan teknologinya dan dilengkapi dengan tata pamer yang menggunakan teknologi imersif," ungkap Sri Hartini, Direktur Eksekutif Museprin, Sabtu (27/9/2025) malam.
Inovasi Teknologi Baru di Sumatera Utara
Baca Juga: Terima B1-KWK dari Hanura, Edy Rahmayadi: Jadi Tambahan Semangat
Sri Hartini, Direktur Eksekutif Museprin I. [FTNews, Kesuma R]
Sri sapaan akrabnya itu melanjutkan, apa yang didapatkan pengunjung di Musperin tidak hanya informasi tentang pengetahuan sejarah di Indonesia.
"Tetapi juga akan melihat bagaimana perkembangan teknologi informasi dengan menampilkan suatu karya dan suatu artefak itu menjadi sangat menarik," ungkapnya.
Untuk Sumatera Utara, video mapping merupakan inovasi teknologi baru dan di Indonesia sudah beberapa daerah yang menerapkannya salah satunya Jogjakarta.
"Ini juga inovasi baru sekaligus terobosan lain bagi Musperin I setelah sebelumnya kita juga membuat ruang Imersif yang mendapatkan animo tinggi dari masyarakat Sumut," ucapnya.
Budaya Bukan Perabot Masa Lalu tapi Wadah untuk Masa Depan
Andi Syamsu Rijal, selaku Direktur Pengembangan Budaya Digital, Direktorat Jenderal Pengembangan Pemanfaatan dan Pembinaan Kebudayaan RI. [FTNews, Kesuma R]
Hal senada disampaikan Andi Syamsu Rijal, selaku Direktur Pengembangan Budaya Digital, Direktorat Jenderal Pengembangan Pemanfaatan dan Pembinaan Kebudayaan RI.
"Ini merupakan pemanfaatan dari dinas kebudayaan yang berusaha menciptakan ekosistem untuk seni media dan seni instalasi khususnya Musperin I dalam menggali budaya yang ada dengan teknologi," sebutnya.
Karena pada prinsipnya, sambung Andi, budaya itu bukan perabot masa lalu tapi juga wadah untuk merencanakan masa depan.
"Melalui teknologi ini warisan budaya di Musperin I bisa digali dan diangkat lebih menarik dalam pelestarian budaya masa depan," katanya.
Ini juga menurut Andi menjadi variabel mengenal dan tumbuhnya sejarah perkebunan dan merasa memiliki jika identitasnya ada di sini. Melestarikan budaya melalui teknologi.
"Ini menjadi prototipe untuk museum daerah lainnya. Kita bekerja sama dengan teman-teman seniman Jogjakarta yang sudah mendalami teknik video mapping. Berbagi ilmu dengan seniman di Sumatera Utara dengan penyampaian materi terkait penguatan budaya teknologi digital," sebutnya.
Ketua Umum pengurus Yayasan Museum Perkebunan Indonesia Ir Rhohan F. Mochtar menilai, membangun ingatan kolektif tentang sejarah industri perkebunan di Indonesia dianggap penting.
"Agar para generasi penerus dapat belajar dari peristiwa sejarah untuk menjadi pertimbangan dalam membangun masa depan yang lebih baik," ucapnya.
Industri Perkebunan Indonesia mempunyai sejarah panjang, sejak masa pra kolonial, masa kolonial hingga pasca kolonial.
"Berangkat dari tiga hal tersebutlah 'Jejak Tanam' merupakan tema kegiatan yang merangkum peristiwa tersebut melalui sebuah rangkaian kegiatan berupa workshop, pertunjukan seni, sastra dan budaya yang direpresentasikan dengan pendekatan multi disiplin seni," ujar Mochtar.
Sebuah harapan besar pun diusung. Seni media baru berbalut teknologi digital yang hadir di Musperin I bisa menjadi daya tarik sekaligus meningkatkan apresiasi bagi masyarakat untuk berkunjung ke Musperin, sebagai salah satu destinasi wisata menarik di Kota Medan.