Ngaku Punya BCA Prioritas, Ucapan Anak Purbaya Yudhi Sadewa Ini Bikin Netizen Panas
Lifestyle

Publik Tanah Air kembali dikejutkan dengan kabar tak sedap yang datang dari lingkaran keluarga pejabat. Kali ini, sorotan tertuju pada Yudo Sadewa, putra Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Sosok yang sebelumnya tak banyak dikenal publik itu mendadak viral setelah sederet video dirinya beredar luas di media sosial.
Momentum ini terasa ironis. Alih-alih menyambut masa jabatan baru sang ayah dengan nuansa positif, publik justru lebih dulu disuguhi kontroversi dari Yudo. Rekaman ucapannya dinilai merendahkan kelompok tertentu, sehingga memicu perdebatan keras di jagat maya.
Baca Juga: Pakar Fengshui Teropong Nasib Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa: Hati-hati November 2025 dan Januari 2026
Fenomena ini sekaligus menunjukkan betapa cepatnya opini publik terbentuk di era digital. Hanya dalam hitungan jam, video yang awalnya diunggah oleh satu akun bisa menyebar ke berbagai platform, memunculkan gelombang kritik, bahkan berpotensi memengaruhi citra pejabat terkait.
Nama Yudo Sadewa pun akhirnya melesat ke jajaran trending topik, bukan karena prestasi, melainkan akibat pernyataan yang dianggap menyakitkan hati masyarakat.
Pernyataan tentang “Orang Miskin” yang Picu Amarah
Yudo (X)
Baca Juga: Biodata dan Agama Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru Pengganti Sri Mulyani
Dalam video yang diunggah akun @AdiTv571828, Yudo mengungkapkan pandangannya soal ciri-ciri “orang miskin.” Ia menyinggung fenomena crab mentality, yakni kecenderungan untuk iri dan menjatuhkan orang lain yang lebih sukses.
Tak berhenti di situ, Yudo juga menyebut sifat munafik, sikap rasis, hingga “mental ngemis” sebagai karakteristik yang melekat pada kelompok tersebut. Di tengah pernyataannya, ia bahkan memamerkan kartu BCA Prioritas miliknya sambil menyebut pelayanan bank tidak memandang warna kulit, melainkan status nasabah.
Alih-alih mendapat simpati, gestur dan ucapannya justru dianggap merendahkan dan menambah kemarahan publik.
Respons Pedas Netizen
yudo sadewo
Video tersebut langsung dibanjiri komentar negatif. Banyak warganet yang menilai Yudo arogan dan mengingatkan agar sikapnya tidak merugikan karier sang ayah.
Beberapa komentar yang mencuat antara lain:
-
“Baru sehari bapaknya dilantik, anaknya sudah bikin ulah.”
-
“Jangan sampai karena kesombonganmu, orang tua yang kena getahnya.”
-
“Sri Mulyani kemarin kurang memuaskan, tapi yang ini belum apa-apa sudah bikin muak.”
Kritik pun meluas, bukan hanya kepada Yudo, tapi juga menyasar Purbaya Yudhi Sadewa yang baru saja memulai masa jabatannya.
Rekam Jejak Kontroversi
Ini bukan pertama kalinya Yudo menuai sorotan. Sebelumnya, ia pernah menuduh Sri Mulyani, mantan Menteri Keuangan, sebagai “agen CIA Amerika” melalui unggahan di Insta Story. Meski kemudian diklarifikasi sebagai candaan, pernyataan itu sudah terlanjur viral dan menimbulkan tanda tanya publik mengenai sikapnya.
Dampak Bagi Citra Pejabat Publik
Kasus Yudo Sadewa menunjukkan betapa tipisnya batas antara ruang pribadi dan ruang publik, terutama bagi keluarga pejabat negara. Apa yang diucapkan di media sosial bisa dengan cepat menyebar, memicu persepsi negatif, bahkan meruntuhkan kepercayaan publik sebelum sang pejabat sempat menunjukkan kinerjanya.
Di era digital, setiap pernyataan yang keluar dari lingkaran keluarga pejabat bisa dianggap sebagai representasi nilai dan kebijakan mereka. Karena itu, kehati-hatian, etika komunikasi, serta tanggung jawab sosial menjadi sangat penting.
Pelajaran yang Bisa Dipetik
Kontroversi ini menjadi pengingat bahwa kebebasan berekspresi datang dengan konsekuensi besar. Untuk menjaga integritas dan kredibilitas, pejabat maupun keluarganya harus lebih bijak dalam bersikap, terutama di ruang publik yang diawasi jutaan mata.
Pada akhirnya, bukan hanya pejabat yang dituntut menjaga citra institusi negara, tetapi juga keluarga mereka yang tak terpisahkan dari sorotan publik.