Jawa Barat

Orang Sunda Kristen di Lembang Bandung Barat, Hidup Rukun dengan Warga Muslim

27 Desember 2025 | 01:09 WIB
Orang Sunda Kristen di Lembang Bandung Barat, Hidup Rukun dengan Warga Muslim
Makam keluarga Kristen, G.B. Walter di Desa Jayagiri, Gunung Putri, Lembang, Bandung Barat. [YouTube Kang Herdi]

Di tengah gemerlap Bandung yang mayoritas beragama Islam, ada sebuah kampung di Lembang, Bandung Barat, yang punya cerita toleransi luar biasa.

rb-1

Di Desa Jayagiri di kaki Gunung Putri, warga yang mayoritas beragama Kristen justru hidup berdampingan secara harmonis dengan tetangga Muslim mereka sejak puluhan tahun lalu.

Baca Juga: Apa Hukum Meninggalkan Salat Jumat Tanpa Alasan Syar’i, Dicap sebagai Kemurtadan?

rb-3

Suasana Rukun yang Terasa Langsung

Suasana Desa Jayagiri, Gunung Putri, Lembang, Bandung Barat. [YouTube Kang Herdi]Suasana Desa Jayagiri, Gunung Putri, Lembang, Bandung Barat. [YouTube Kang Herdi]

Suasana hangat langsung terasa saat memasuki kampung ini. Warga yang berbeda keyakinan saling menyapa dan berinteraksi layaknya keluarga.

Baca Juga: Simbol Islam Ditampilkan di Waterbomb Festival Korea, Netizen Geram

Bahkan, warga Muslim dengan ramah mau mengantar pengunjung yang ingin melihat makam leluhur yang dianggap mempelopori Kristen di sana, yaitu keluarga G.B Walter, seorang pengusaha keturunan Belanda kelahiran Sumedang.

Sejarah Unik Penyebaran Agama Kristen

Agama Kristen diperkenalkan di awal abad ke-20 oleh G.B Walter, bukan melalui misionaris, tapi lewat interaksi sosial sebagai pengusaha peternakan sapi. Banyak warga Sunda yang kemudian memeluk Kristen karena faktor pekerjaan, pernikahan, dan hubungan sosial yang erat.

Harmoni dalam Keseharian di Kampung Gunung Putri

Di Desa Jayagiri, toleransi benar-benar jadi praktik hidup. Saat Idul Adha, warga Kristen turun tangan membantu di sekitar masjid.

Saat Natal, warga Muslim juga tidak segan menyumbang tenaga. Bantuan sosial seperti zakat dan bantuan gereja pun mengalir tanpa memandang agama.

Kisah Abah Sarman, Simbol Toleransi

Tokoh sesepuh Abah Sarman adalah bukti nyata. Ia berasal dari keluarga Muslim, tetapi memilih menjadi Kristen setelah menikah.

Keputusannya diterima dengan baik. "Agama dijalankan sesuai perintah Tuhan, bukan diperdebatkan," ujarnya. Ia bahkan pernah menerima zakat dari masjid, menunjukkan betapa tak adanya sekat.

Tradisi Sunda Tetap Kuat, Meski Beda Agama

Uniknya, meski berbeda keyakinan, tradisi dan budaya Sunda tetap dijunjung tinggi oleh semua warga. Upacara adat hingga bahasa Sunda di batu nisan makam Kristen tetap lestari.

Kampung ini menjadi contoh nyata dan inspiratif bahwa perbedaan keyakinan tidak harus memecah belah. Justru, dengan semangat gotong royong dan saling menghormati, kehidupan yang harmonis dan damai benar-benar bisa diwujudkan.

(Dari berbagai sumber)

Tag kristen islam bandung