Pakistan Ancam Perang Terbuka dengan Afghanistan jika Pembicaraan Damai Gagal

Dua negara bertetangga Pakistan dan Afghanistan terlibat konflik bersenjata di perbatasan yang menewaskan puluhan orang dari kedua belah pihak. Kini keduanya gencatan senjata sementara yang dimediasi Qatar dan Turki.

Bentrokan terjadi di wilayah perbatasan pegunungan Afghanistan-Pakistan dan menjadi yang paling mematikan setelah Taliban berkuasa. Taliban adalah sebuah gerakan Islam fundamentalis dan kelompok politik serta militer yang berbasis di Afghanistan.

Ancaman Pakistan dengan Perang Terbuka

Baca Juga: Bentrokan Hebat Pecah di Perbatasan Afghanistan-Pakistan, Tewaskan Puluhan Tentara Kedua Pihak

Peringatan menteri pertahanan Pakistan mencuat saat kedua negara menggelar pembicaraan di Istanbul untuk memperkuat gencatan senjata Doha pekan lalu. Ia mengancam akan berperang terbuka dengan Afghanistan.

“Kami memiliki opsi, jika tidak ada kesepakatan yang tercapai, kami akan berperang terbuka dengan mereka,” kata Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif seperti dikutipi Al Jazeera.

Baca Juga: Heboh, Bocah 13 Tahun Bersembunyi di Roda Pesawat Penerbangan Afghanistan ke India

Pejabat-pejabat dari Pakistan dan Afghanistan bertemu di Istanbul untuk membahas bagaimana memastikan kesepakatan gencatan senjata terbaru antara kedua negara tetap bertahan.

“Tetapi saya melihat mereka menginginkan perdamaian,” tambahnya.

Saling Lempar Tudingan

Ilustrasi perbatasan Pakistan-Afghanistan. (copilot-ftnews)Wakil Menteri Dalam Negeri Afghanistan, Haji Najib, memimpin delegasi negaranya di Turkiye. Sementara Pakistan belum memberikan rincian mengenai perwakilannya.

Pada Jumat, juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan bahwa negosiasi harus membahas “ancaman terorisme yang berasal dari wilayah Afghanistan menuju Pakistan.”

Pakistan menuduh Afghanistan melindungi apa yang disebutnya “kelompok teroris”, termasuk Taliban Pakistan (TPP). Kabul membantah tuduhan itu dan menyalahkan Islamabad karena melanggar kedaulatannya melalui serangan militer.

Penyeberangan utama antara kedua negara masih ditutup setelah pertempuran terakhir, dengan Kamar Dagang dan Industri Afghanistan memperkirakan para pedagang kehilangan jutaan dolar setiap hari selama penutupan tersebut berlangsung.