Internasional

Panglima Iran Klaim Mossad Dalang Pembantaian Sydney

23 Desember 2025 | 23:17 WIB
Panglima Iran Klaim Mossad Dalang Pembantaian Sydney
Mayjen Abdolrahim Mousavi, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran. [YouTube]

"Hari ini, saya menyerukan kepada orang-orang Yahudi di Inggris, Prancis, Australia, Kanada, Belgia: Datanglah ke Tanah Israel. Pulanglah," seru Saar.

Seruan ini disampaikan dengan alasan melindungi komunitas Yahudi dari ancaman antisemitisme yang meningkat pasca-perang di Gaza.

Pemerintah Israel berulang kali mengecam pemerintah negara-negara Barat yang dianggap gagal menangani gelombang kebencian ini.

Ketegangan Regional: Dari Perang Kata ke Ancaman Nyata

Tuduhan dan seruan ini bukan terjadi dalam ruang hampa. Kedua negara baru saja keluar dari "Perang 12 Hari" pada Juni 2025, konflik langsung yang menyebabkan ribuan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur masif di kedua sisi.

Akar Konflik: Permusuhan berakar dari kekhawatiran Israel terhadap program nuklir Iran, yang dianggap sebagai ancaman eksistensial, serta dukungan Iran terhadap kelompok-kelompok seperti Hamas dan Hezbollah.

Eskalasi 2025: Perang pecah setelah Israel melancarkan Operation Rising Lion, menyerang fasilitas nuklir dan membunuh pejabat militer Iran. Iran membalas dengan Operation True Promise III, meluncurkan lebih dari 500 rudal balistik ke Israel.

Situasi Terkini: Meski gencatan senjata berlaku, ketegangan tetap tinggi.

Laporan intelijen terkini menyebut Iran sedang mempersiapkan dan memperlengkapi kembali sekutu regionalnya, seperti Houthi di Yaman dan Hezbollah di Lebanon, untuk menghadapi potensi konflik baru dengan Israel.

Retorika sebagai Senjata di Tengah Kebuntuan

Tuduhan liar Iran dan seruan "pulang" dari Israel mencerminkan dua hal:

Pertempuran Narasi: Kedua pihak berusaha menguasai opini global. Iran berupaya mendiskreditkan Israel dengan narasi konspirasi keji, sementara Israel menggunakan tragedi untuk memperkuat narasi "tanah air terakhir" bagi warga Yahudi.

Eskalasi Non-Konvensional: Ketika jalur militer terbuka berisiko terlalu besar pasca-Perang 12 Hari, perang kata-kata dan perang psikologis menjadi medan tempur alternatif untuk terus melemahkan lawan.

Dengan hubungan yang sudah sedemikian retak, setiap percikan, baik dari kata-kata provokatif maupun aksi militer kecil, berpotensi memicu siklus kekerasan baru di Timur Tengah yang dampaknya akan dirasakan jauh melampaui wilayah tersebut.

Sumber: The National

1 2 Tampilkan Semua
Tag israel iran mossad